JAKARTA. Sepanjang empat bulan pertama pada 2014, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk telah berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 9,5 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada lebih dari 700.000 debitur BRI. Dengan raihan selama empat bulan tersebut semakin menambah gemuk porsi KUR BRI. Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria, mengungkapkan, total KUR yang telah disalurkan BRI sejak 2007 hingga April 2014 telah mencapai Rp 96,52 triliun. Budi mengklaim, meski cukup ekspansif, perseroan tetap berhati-hati dalam menyeleksi calon debitur KUR. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KUR yang sebesar 2,34%. "Target kami memang usaha mikro dan pengusaha pemula, utamanya di pasar-pasar dan sentra-sentra perekonomian rakyat. Namun selain ekspansif kami juga melakukan pendampingan dan pembinaan. Hasilnya, bisa terlihat NPL KUR sangat terjaga pada level yang ideal," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/6). Dengan penyaluran sebesar itu, menjadikan BRI sebagai bank dengan porsi KUR terbesar. Pangsa pasar KUR BRI tersebut mencapai 64,24% dari total KUR nasional yang sebesar Rp 150,3 triliun. "Adapun komposisi KUR BRI terdiri dari KUR Ritel sebesar Rp 18,44 triliun dan KUR Mikro sebesar Rp 78,08 triliun," jelasnya. Budi menjelaskan, sektor ekonomi dan usaha yang menyerap KUR BRI terbesar ada di sektor perdagangan dan bisnis kuliner yang mencapai 61%. Sedangkan pertanian menyerap 14,23%. Tak hanya, meningkatkan ekspansi KUR, BRI juga mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas debitur KUR. Hal ini terlihat dari munculnya aksi migrasi ratusan ribu debitur KUR BRI ke kredit komersil BRI.
Selama 6 tahun, BRI salurkan KUR Rp 96,52 triliun
JAKARTA. Sepanjang empat bulan pertama pada 2014, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk telah berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 9,5 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada lebih dari 700.000 debitur BRI. Dengan raihan selama empat bulan tersebut semakin menambah gemuk porsi KUR BRI. Sekretaris Perusahaan BRI, Budi Satria, mengungkapkan, total KUR yang telah disalurkan BRI sejak 2007 hingga April 2014 telah mencapai Rp 96,52 triliun. Budi mengklaim, meski cukup ekspansif, perseroan tetap berhati-hati dalam menyeleksi calon debitur KUR. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KUR yang sebesar 2,34%. "Target kami memang usaha mikro dan pengusaha pemula, utamanya di pasar-pasar dan sentra-sentra perekonomian rakyat. Namun selain ekspansif kami juga melakukan pendampingan dan pembinaan. Hasilnya, bisa terlihat NPL KUR sangat terjaga pada level yang ideal," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/6). Dengan penyaluran sebesar itu, menjadikan BRI sebagai bank dengan porsi KUR terbesar. Pangsa pasar KUR BRI tersebut mencapai 64,24% dari total KUR nasional yang sebesar Rp 150,3 triliun. "Adapun komposisi KUR BRI terdiri dari KUR Ritel sebesar Rp 18,44 triliun dan KUR Mikro sebesar Rp 78,08 triliun," jelasnya. Budi menjelaskan, sektor ekonomi dan usaha yang menyerap KUR BRI terbesar ada di sektor perdagangan dan bisnis kuliner yang mencapai 61%. Sedangkan pertanian menyerap 14,23%. Tak hanya, meningkatkan ekspansi KUR, BRI juga mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas debitur KUR. Hal ini terlihat dari munculnya aksi migrasi ratusan ribu debitur KUR BRI ke kredit komersil BRI.