KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harap menjadi perhatian kita semua. Pandemi Covid-19 sudah menjadi momok ekonomi keluarga di Indonesia. Sebab, virus Covid-19 paling banyak menelan korban usia produktif dalam rentang 19 tahun hingga 59 tahun. Itu semua terjadi selama pandemi korona berlangsung yang sudah lebih dari dua tahun berselang. Kesimpulan tersebut berdasarkan data yang KONTAN himpun dari Satgas Covid-19. Data dari Satgas Covid-19 sendiri selalu diperbaharui saban harinya mengikuti perkembangan kasus yang ada.
Dari total kasus positif Covid-19 per 18 Juni 2021 yang mencapai 1.963.266 kasus, ada sebanyak 1.494.045 orang yang terinfeksi atau setara 76,1% merupakan golongan usia 19-59 tahun.
Baca Juga: Covid-19 banyak memakan korban usia produktif, ini kata Wakil Ketua Kadin Rentan usia yang paling banyak adalah di kelompok usia 31-45 tahun dengan total yang terkena sebanyak 565.580 kasus yang setara 29% dari total kasus. Kelompok muda berikutnya yang terkena terbanyak kedua adalah di rentan usia 19-30 tahun, yakni sebanyak 479.768 kasus dengan kontribusi sebanyak 24,6% dari total kasus yang ada. Barulah berikutnya di kelompok usia dewasa hingga menjelang lanjut usia yakni 46-59 tahun dengan jumlah orang yang terpapar 438.812 orang yang berkontribusi 22,5%. Sedangkan kelompok usia lanjut yakni di usia 60 ke atas yang terkena infeksi virus korona ada 22.331 orang yang berkontribusi 11%. Sementara dari total kematian akibat Covid-19 yang sebanyak 54.043 jiwa per 18 Juni 2021, sekitar 49,1% atau sebanyak 26.535 korban tewas berasal dari golongan usia 19-59 tahun. Asal tahu saja, selama ini kelompok umur 19-59 tahun boleh dibilang merupakan tulang punggung ekonomi keluarga. Lantas dari data yang ada juga mencatat bahwa mayoritas korban tewas akibat Covid-19 juga berjenis kelamin laki-laki.
Kelompok Usia | Jumlah Positif | Persentase |
0-5 | 56.935 | 2,9% |
6-18 | 188.474 | 9,6% |
19-30 | 482.963 | 24,6% |
31-45 | 569.347 | 29% |
46-59 | 441.735 | 22,5% |
60 ke atas | 223.812 | 11,4% |
Sumber: Satgas Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon