Selama kuartal I 2017 harga tembaga menguat 5,46%



JAKARTA. Sepanjang kuartal I harga komoditas tembaga terus melaju. Terganggunya pasokan di 2 tambang terbesar di dunia semakin melambungkan harga. Sejak akhir tahun lalu, harga tembaga sudah mencatatkan penguatan sekitar 5,46%.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (31/3) tembaga kontrak pengiriman 3 bulan di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 1,99% ke level US$ 5.837,5 metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Meski melemah, tetapi harganya sudah menunjukkan perbaikan sejak mencapai level terendahnya sejak Desember pada 3 Januari lalu di level US$ 5.500 per metrik ton.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka mengatakan selama kuartal I tembaga memang cukup disokong beberapa sentimen positif. Mulai dari data manufaktur China yang terus mengalami perbaikan, reformasi tambang di China hingga terganggunya pasokan di tambang Escondida, Chili dan Grasberg, Indonesia.


“Di bulan Januari – Februari terlihat harganya cukup bagus, tapi memasuki Maret mulai mengalami koreksi,” papar Ibrahim, Senin (3/4).

Menurutnya pelemahan yang tersebut disebabkan karena mulai merebaknya rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. Walaupun akhirnya setelah The Fed benar-benar menaikkan suku bunganya justru indeks dollar yang mengalami pelemahan dan harga komoditas menguat tetapi bulan tersebut harga tembaga cukup melemah.

Sampai penghujung kuartal I kemarin harga tembaga masih tetap ditutup terkoreksi. Kata Ibrahim perbaikan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menekan harga. Salah satunya data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 yang direvisi semakin positif dari 1,9% ke level 2%.

Pencapaian tersebut sempat melambungkan posisi dollar AS dan melemahkan harga tembaga. “Hanya saja koreksi ini tak akan berlangsung lama,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto