KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, beban iklan dan promosi yang dikeluarkan sejumlah emiten barang konsumsi masih cukup tinggi. Bahkan, ada yang mencatatkan kenaikan beban iklan dan promosi pada tahun lalu. Salah satunya adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Per 31 Desember 2020, emiten farmasi ini mencatatkan beban iklan dan promosi senilai Rp 359,46 miliar, atau naik tipis 0,65% dari beban iklan dan promosi tahun 2019 yang sebesar Rp 357,10 miliar. Beban iklan dan promosi juga menjadi komponen terbesar di beban penjualan dan pemasaran, yakni 73% dari total beban penjualan yang mencapai Rp 492,33 miliar. Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard, menyebutkan kenaikan beban promosi dan iklan ini linear dengan kenaikan penjualan SIDO tahun lalu. “Masih sejalan dengan kenaikan penjualan,” ujar Leonard kepada Kontan.co.id, Minggu (14/3).
Selama pandemi, belanja iklan dan promosi emiten barang konsumsi tetap tinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, beban iklan dan promosi yang dikeluarkan sejumlah emiten barang konsumsi masih cukup tinggi. Bahkan, ada yang mencatatkan kenaikan beban iklan dan promosi pada tahun lalu. Salah satunya adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Per 31 Desember 2020, emiten farmasi ini mencatatkan beban iklan dan promosi senilai Rp 359,46 miliar, atau naik tipis 0,65% dari beban iklan dan promosi tahun 2019 yang sebesar Rp 357,10 miliar. Beban iklan dan promosi juga menjadi komponen terbesar di beban penjualan dan pemasaran, yakni 73% dari total beban penjualan yang mencapai Rp 492,33 miliar. Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard, menyebutkan kenaikan beban promosi dan iklan ini linear dengan kenaikan penjualan SIDO tahun lalu. “Masih sejalan dengan kenaikan penjualan,” ujar Leonard kepada Kontan.co.id, Minggu (14/3).