Selama pandemi corona, harta pemilik Grup Djarum sudah ambles Rp 174,91 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk corona (Covid-19) menguras kantong para konglomerat. Bloomberg mencatat, nilai kekayaan empat dari lima taipan Indonesia yang masuk dalam daftar Bloomberg Billionaires Index ambles dalam lima bulan terakhir.

Sejak awal tahun ini hingga 24 Mei 2012 atau year-to-date (ytd), gabungan harta kekayaan dua bersaudara pemilik Grup Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono, sudah merosot hingga US$ 11,83 miliar atau Rp 174,91 triliun (kurs Rp 14.785 per dollar AS) menjadi US$ 21,4 miliar.

Baca Juga: Pendiri Grup Lippo: Siapa yang kuasai supply chain, dia akan memenangi pertarungan


Agaknya jamak apabila harga keluarga Hartono menyusut selama masa pandemi Covid-19. Pasalnya, prospek salah satu lokomotif usaha keluarga Hartono, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga sedang tersendat.

Lihat saja, harga saham BBCA di Bursa Efek Indonesia pada penutupan perdagangan Rabu (20/5) bertengger di posisi Rp 23.825 per saham. Angka itu sudah menyusut 28,77% dibandingkan posisi awal tahun senilai Rp 33.450 per saham.

Baca Juga: Dari dividen BBCA dan TOWR, Grup Djarum mengantongi Rp 8,13 triliun

Di periode yang sama, kapitalisasi pasar (market cap) BBCA telah menguap Rp 237,30 triliun menjadi Rp 587,41 triliun.

Taipan lain yang kekayaannya menyusut adalah Prajogo Pangestu, pemilik Grup Barito. Selama lima bulan terakhir, harta Prajogo merosot US$ 2,4 miliar (Rp 35,48 triliun) menjadi US$ 6,24 miliar.

Dalam lima bulan, harga saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sudah menyusut 16,38% menjadi Rp 1.225 per saham. Di periode tersebut, market cap BRPT sudah menurun Rp 21,36 triliun menjadi Rp 109,05 triliun. Sebagai informasi, Prajogo menguasai 71,53% saham Barito Pacific.

Baca Juga: HMSP, AMRT, MIDI, SSIA dan DSNG guyur dividen usai Lebaran, catat jadwal lengkapnya

Prajogo juga menguasai saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Harga saham emiten petrokimia ini sudah menyusut 32,60% (ytd) menjadi Rp 6.925 per saham. Di periode yang sama, market cap TPIA turun Rp 59,74 triliun menjadi Rp 123,50 triliun.

Adapun Tan Siok Tjien, istri mendiang pendiri PT Gudang Garam Tbk (GGRM), mencatatkan harta kekayaan US$ 6,41 miliar, per 24 Mei 2020. Angka itu sudah menyusut US$ 1,4 miliar selama lima bulan terakhir.

Sedangkan Sri Prakash Lohia adalah satu dari lima taipan Indonesia di Bloomberg Billionaires Index yang nilai kekayaannya justru bertambah selama masa pandemi corona.

Baca Juga: Ini warning Mochtar Riady terkait krisis ekonomi akibat wabah Covid-19

Pendiri perusahaan petrokimia dan tekstil Indorama Corporation itu membukukan harta kekayaan US$ 5,64 miliar, per 24 Mei 2020. Angka tersebut sudah meningkat US$ 208 juta atau Rp 3,08 triliun dibandingkan posisi awal tahun.

Bloomberg Billionaires Index merupakan peringkat harian 500 orang terkaya di dunia. Dalam menghitung kekayaan bersih, Bloomberg News berupaya menyediakan perhitungan paling transparan. Setiap profil miliarder berisi analisis terperinci tentang bagaimana kekayaan mereka dihitung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro