Selama Ramadan dan lebaran, MIDI proyeksikan penjualan tumbuh 15%-20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) memproyeksikan kinerja penjualan bakal terdongkrak momentum ramadan dan lebaran. Menilik capaian tahun sebelumnya, pertumbuhan selama ramadan bisa mencapai 15%-20%.

Director & Corporate Secretary MIDI Suantopo Po menyampaikan, data sementara menunjukkan telah terjadi pertumbuhan double digit sekitar 15%. MIDI optimistis penjualan selama ramadan bisa menuju ke level normal seperti sebelum pandemi.

"Terkait ramadan, berdasarkan historis sekitar 15%-20%. Jadi kami optimistis juga tahun ini bisa tumbuh 15%-20%," ungkap Suantopo dalam public expose yang digelar Kamis (6/5).


Secara keseluruhan, MIDI membidik pertumbuhan pendapatan pada tahun ini. Namun, pertumbuhan kinerja penjualan ritel akan sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) anggarkan capex Rp 1 triliun pada tahun ini

Suantopo optimistis, pendapatan MIDI tahun ini bakal lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Merujuk pada capaian tahun lalu, emiten ritel pengelola gerai Alfamidi ini menargetkan kenaikan pendapatan minimal 8%.

"Dua tahun berturut-turut kami tumbuh 8-an%. Tahun ini sebagaimana publikasi BPS (pertumbuhan ekonomi) masih minus tapi membaik. Perusahaan optimistis akan lebih baik dari tahun kemarin. Minimal sekitar 8%, syukur kalau bisa lebih," jelas Suantopo.

Adapun pada tahun lalu, MIDI membukukan pendapatan Rp 12,66 triliun atau naik 8,90% dibandingkan realisasi pada 2019 yang sebesar Rp 11,62 triliun. Alfamidi masih dominan menopang pendapatan MIDI dengan dengan kontribusi 94%, lalu Alfamidi Super (4%) dan Lawson (2%).

 
MIDI Chart by TradingView

Mengenai realisasi kinerja hingga Kuartal I-2021, Suantopo belum membeberkan secara rinci. Tapi, dia memberikan gambaran, kemungkinan realisasi Q1-2021 sedikit lebih rendah dibandingkan Q1-2020.

Alasannya, pada Q1-2020 ada kondisi panic buying pada masa awal-awal pandemi covid-19 yang mendongkrak penjualan. Paling tidak, ada dua momentum panic buying yakni saat pengumuman kasus pertama covid-19 serta saat isu adanya lockdown dan ketika pemberlakuan pembatasan sosial.

"Jika dibandingkan tahun lalu mungkin agak turun (pendapatan Q1). Karena tahun lalu ada anomali," pungkas Suantopo.

Selanjutnya: Midi Utama Indonesia (MIDI) akan bagikan dividen Rp 20,85 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .