JAKARTA. Kondisi bursa saham yang sedang morat-marit membuat investor reksadana jadi panik. Alhasil, penarikan dana besar-besaran alias redemption pun tak dapat dihindari. Berdasarkan data dari situs resmi Bapepam, selama tiga hari berturut-turut terhitung sejak tanggal 6-8 Oktober, total redemption yang terjadi di reksadana mencapai sebesar Rp 849,86 miliar. Meskipun begitu, selama tiga hari tersebut ada sedikit angin segar yang ditandai oleh adanya dana masuk sebesar Rp 738,59 miliar.Rinciannya, posisi pertama ditempati oleh reksadana pendapatan tetap atau fixed income sebesar Rp 405,81 miliar. Setelah itu, baru diikuti reksadana saham sebesar Rp 156,68 miliar dan reksadana campuran sebesar Rp 49,23 miliar. "Tingginya nilai net redemption reksadana pendapatan tetap karena sebagian besar investor yang melihat suku bunga deposito bank lebih menarik," ujar Abiprayadi Riyanto, Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) di Jakarta hari ini.Abi –begitu ia kerap disapa- lantas menjelaskan, para bankir sebelumnya sudah memprediksi adanya kenaikan tingkat suku bunga acuan atau BI rate. Hal tersebut mereka antisipasi dengan menaikkan suku bunga. “Itu sebabnya, banyak investor yang beralih ke bunga deposito bank,” jelasnya. Redemption, lanjut Abi, terjadi karena adanya perbedaan karakter investor dalam reksadana. "Dalam bursa reksadana, ada investor yang membutuhkan dana, namun ada juga investor yang kelebihan dana," kata Abi.
Selama Tiga Hari, Redemption Reksadana Capai Rp 849,86 Miliar
JAKARTA. Kondisi bursa saham yang sedang morat-marit membuat investor reksadana jadi panik. Alhasil, penarikan dana besar-besaran alias redemption pun tak dapat dihindari. Berdasarkan data dari situs resmi Bapepam, selama tiga hari berturut-turut terhitung sejak tanggal 6-8 Oktober, total redemption yang terjadi di reksadana mencapai sebesar Rp 849,86 miliar. Meskipun begitu, selama tiga hari tersebut ada sedikit angin segar yang ditandai oleh adanya dana masuk sebesar Rp 738,59 miliar.Rinciannya, posisi pertama ditempati oleh reksadana pendapatan tetap atau fixed income sebesar Rp 405,81 miliar. Setelah itu, baru diikuti reksadana saham sebesar Rp 156,68 miliar dan reksadana campuran sebesar Rp 49,23 miliar. "Tingginya nilai net redemption reksadana pendapatan tetap karena sebagian besar investor yang melihat suku bunga deposito bank lebih menarik," ujar Abiprayadi Riyanto, Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) di Jakarta hari ini.Abi –begitu ia kerap disapa- lantas menjelaskan, para bankir sebelumnya sudah memprediksi adanya kenaikan tingkat suku bunga acuan atau BI rate. Hal tersebut mereka antisipasi dengan menaikkan suku bunga. “Itu sebabnya, banyak investor yang beralih ke bunga deposito bank,” jelasnya. Redemption, lanjut Abi, terjadi karena adanya perbedaan karakter investor dalam reksadana. "Dalam bursa reksadana, ada investor yang membutuhkan dana, namun ada juga investor yang kelebihan dana," kata Abi.