KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Selamat Sempurna Tbk (
SMSM) tidak goyah dengan landainya industri otomotif tahun depan. Hal itu lantaran SMSM fokus penjualan komponen otomotif yang tidak menyasar
Original Equipment (OE). Sekretaris Perusahaan Selamat Sempurna, Lidiana Widjojo menyatakan meski ada kabar industri otomotif akan melandai di tahun depan, Selamat Sempurna tidak kena dampaknya secara langsung. "Sebab perusahaan fokus pada penjualan komponen otomotif
replacement," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Baca Juga: Alat Berat Jadi Pegangan SMSM di 2020 Lidiana menjelaskan fokus
market replacement yang dimaksud adalah berpatokan pada besarnya populasi kendaraan yang ada. Sedangkan yang akan melandai di tahun depan adalah penjualan kendaraan baru yang fokus marketnya berbeda dengan Selamat Sempurna. Selamat Sempurna juga tidak ada spesifikasi khusus jenis merek mobil karena Selamat Sempurna melayani berbagai produk mobil baik merek mobil Jepang, Amerika, maupun Eropa. Melansir laporan keuangan Selamat Sempurna di kuartal III 2019, perusahaan membukukan penjualan turun 2%
year on year (yoy) menjadi Rp 2,78 triliun dari Rp 2,85 triliun di kuartal III 2018. Adapun penjualan domestik turun 2,43% menjadi Rp 947 miliar di kuartal III 2019.
Baca Juga: Penjualan Selamat Sempurna (SMSM) tertekan, begini penjelasan manajemen SMSM Lidiana menjelaskan penjualan domestik yang tertekan akibat dari minusnya penjualan
body maker atau karoseri yang merupakan produk utama Hydraxle Perkasa yang merupakan entitas perseroan. Sentimen yang mempengaruhi penurunan penjualannya karena sektor komoditas yang melemah sebab produk
bodymaker ditujukan ke
mining dan
plantation. Kendati turun, di Oktober dan November 2019 penjualan domestik diakui Lidiana sudah mulai ada perbaikan dan kelihatannya perolehan kuartal IV bisa lebih baik dari kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) yakin pendapatan dan laba bisa tumbuh 5%-10% di 2020 Selamat Sempurna rencananya akan meningkatkan produktivitas pabrik filter dan radiator yang masih rendah. Asal tahu saja, pabrik filter dan radiator yang berada di Tangerang dan Jakarta utilisasinya baru mencapai 50%. Begitu juga dengan pabrik filter di Malaysia utilisasinya masih 60%. Kecilnya kapasitas produksi pabrik akibat dari proses otomatisasi dan
shifting pabrik menjadi
heavy duty oriented. Adapun di 2020, Selamat Sempurna masih mengaggarkan belanja modal sama dengan tahun ini sebesar Rp 100 miliar sampai dengan Rp 150 miliar. Hal ini sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan yang ingin kontribusi komponen alat berat mendominasi penjualan.
Baca Juga: Performa Banyak Perusahaan Tidak Sesuai Target, Ini Kinerja Emiten Indeks Kompas100 Sebelumnya Direktur Keuangan Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi menyatakan lima tahun hingga 10 tahun ke depan, kontribusi penjualan komponen alat berat menguasai 90% dari total penjualan konsolidasi. Memang, sejak 2013, emiten berkode saham SMSM ini muai mengurangi kapasitas produksi komponen otomotifnya. Sebab perusahaan juga melihat adanya tantangan industri listrik yang akan digandrungi beberapa tahun mendatang. Sedangkan, Selamat Sempurna tidak masuk ke industri suku cadang kendaraan listrik.
Fokus penyerapan belanja modal adalah membeli mesin baru untuk keperluan peremajaan mesin. "Beberapa mesin akan dijadikan
supplement mesin yang sudah tua jadi perlu diganti untuk menambah produktivitas," ujarnya.
Baca Juga: ACES dan EXCL Masuk Indeks MSCI Global, Simak Rekomendasi Sahamnya Meski demikian Lidiana menyatakan dengan adanya
product mix yang lebih ke
heavy duty oriented, di tahun depan Selamat Sempurna belum ada rencana menambah kapasitas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .