KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih dalam suasana lebaran, perkenankan penulis mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah bagi saudara-saudari yang merayakannya. Sehubungan dengan nuansa merayakan hari kemenangan bagi umat muslim, penulis mencari tema yang relevan. Ternyata, Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan Jakarta Islamic Index70 (JII70) pada tiga tahun silam, yaitu tepatnya pada tanggal 17 Mei 2018. Jadi, selamat ulang tahun ketiga bagi JII70! Di usianya yang masih relatif muda, JII70 tak pelak memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pasar modal. Indeks ini menjadi salah satu acuan alias
benchmark dan panduan bagi investasi bersifat syariah di Indonesia.
Mengutip situs www.idx.co.id, JII70 adalah indeks saham syariah yang diluncurkan BEI. Indeks ini terdiri dari 70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Review saham syariah yang menjadi konstituen JII70 dilakukan BEI sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu setiap Mei dan November. Review ini dilakukan mengikuti jadwal review Daftar Efek Syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan. Adapun kriteria likuiditas yang digunakan untuk menentukan anggota indeks ini mengambil Investment Universe dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), yang telah tercatat selama enam bulan terakhir. Kemudian penyusun indeks memilih 150 saham berdasar urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1 tahun terakhir. Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan rata-rata nilai transaksi harian tertinggi, yang terjadi di pasar reguler. Hasilnya didapat saham-saham penghuni JII70 yang bila diurutkan dari kapitalisasi pasar terbesar per tanggal 10 Mei 2021 antara lain TLKM, UNVR, TPIA, CPIN, ICBP, BRIS, BRPT, UNTR, KLBF dan ANTM. Sedangkan 10 saham dengan kapitalisasi pasar terkecil diurutkan dari paling kecil hingga yang lebih besar adalah WEGE, SSIA, WTON, BIRD, KINO, MTDL, ADHI, BMTR, LPPF dan WOOD. Total kapitalisasi pasar JII70 adalah Rp 2.430 triliun, terdiri dari berbagai sektor industri. Urutan sektor dari kapitalisasi pasar terbesar dan bobot terhadap total adalah sebagai berikut. Industri barang konsumsi memiliki bobot 24,5%. Sedang industri dasar dan kimia memiliki bobot 24,4%. Jadi, bobot kedua sektor saham teratas hampir sama. Selanjutnya sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi dengan bobot 17%, sektor pertambangan berbobot 11,9%, serta sektor perdagangan, jasa dan investasi memiliki bobot 11,1%. Menyusul sektor properti dan real estate dengan bobot 4,5%, sektor keuangan 4,8%, sektor pertanian 1,6%, serta yang terkecil sektor aneka industri (0,3%). Terlihat industri keuangan sangat kecil sumbangannya terhadap indeks JII70. Sehingga sangat berbeda dengan indeks saham non syariah seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau indeks LQ45, di mana industri keuangan menempati bobot terbesar. Konsekuensinya, kinerja JII70 berpotensi berbeda dengan indeks saham non syariah, sekaligus menjadikannya pelengkap yang baik bagi investor yang ingin mendiversifikasikan portofolionya. Dari sisi kinerja, sejak diluncurkan di 17 Mei 2018 hingga 10 Mei 2021, JII70 masih membukukan
return -6,65%. Ini relatif lebih baik dari indeks sejenis, seperti Jakarta Islamic Index yang terdiri dari 30 saham dengan
return -12.70%. Tapi JII70 masih kalah dibanding Indeks LQ45 yang turun 4,14% dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang naik 1,65% serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 2,75%. Secara
year to date hingga 10 Mei 2021, urutan
return-nya tetap sama, yaitu juara masih dipegang IHSG -0,06%, ISSI -0,50%, Indeks LQ45 -4,96% kemudian JII70 -6,85% dan JII -8,46%. Lima besar saham penyumbang penurunan
return sepanjang tahun ini berturut-turut adalah INAF yang turun 44,42%, KAEF yang turun 37,41%, SCMA turun 36,03%, PTPP turun 30,83% serta WSBP (-28.47%). Lima besar saham penyumbang
return tertinggi sepanjang tahun ini adalah HRUM dengan kenaikan 82,89%, LINK (+65,56%), SILO (+53,18%), JPFA (+42,66%) dan WOOD (+41,07%). Terdapat 45 saham dengan
return negatif dan hanya 25 saham yang membukukan hasil positif.
Return bulanan JII70 sejak diluncurkan juga menarik. Ternyata rata-rata
return tertinggi terjadi di bulan Desember, yaitu 4,54%
month on month (MoM). Artinya
window dressing terjadi juga di JII70, dengan probabilitas
return positif 100%. Artinya di Desember selama tiga tahun terakhir, JII70 selalu memberi keuntungan. November juga masuk kategori bulan baik bagi JII70, dengan imbal hasil rata-rata 3,26% MoM, dengan probabilitas positif 66,67%. Di April, imbal hasil rata-rata 3,04% MoM dengan probabilitas positif hanya 33,33%. Maret tercatat paling tidak bersahabat, dengan penurunan 7,34% MoM. Selama tiga tahun terakhir,
return di periode ini selalu tercatat negatif.
Return negatif bulanan lain terjadi di Februari (-2,93% MoM) dan September (-2,79% MoM). Probabilitas
return positif hanya 33,33% di kedua bulan tersebut. Dengan usianya yang masih relatif muda, JII70 masih perlu membuktikan diri bisa menjadi panduan investasi sesuai prinsip syariah, dengan menghasilkan
return optimal.
Manajer Investasi pun akan tertarik membuat reksadana indeks atau Exchange Trade Fund (ETF) berbasis JII70. Hingga saat ini belum ada. Memang, sudah ada empat reksadana indeks dan dua ETF saat ini yang mengacu pada JII. Penulis menduga jumlah saham yang relatif banyak, yaitu 70 saham, akan merepotkan Manajer Investasi saat melakukan
rebalancing. Juga ada kekhawaatiran terhadap likuiditas beberapa saham jika dana kelolaan reksadana sudah sangat besar, sehingga sulit menjual dalam waktu singkat. JII70 telah memberikan alternatif panduan yang berguna bagi pemodal, khususnya umat muslim dan investor non muslim yang ingin mendiversifikasi portofolio dengan mudah. Dengan kinerja cukup baik di usia mudanya, penulis percaya JII70 akan melanjutkan kiprahnya lebih cemerlang di masa datang. Dirgahayu JII70. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Harris Hadinata