Selandia Baru - Australia Mengetatkan Biosecurity, Ini Kata Satgas PMK



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi menghindari masuknya wabah Penyakit Mulut dan kuku (PMK) dari Indonesia, Selandia Baru dan Australia mengetatkan biosekurity dan perbatasan dengan Indonesia.

Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) PMK Wiku Adisasmito Satuan mengatakan, pengetatan perbatasan dan biosekurity yang dilakukan oleh pemerintah Selandia Baru maupun Australia merupakan hal yang wajar dilakukan.

Menurut Wiku di dalam globalisasi, ada interdipendensi antar negara dan warganya. Untuk itu, lalu lintas manusia dan barang pasti akan menjadi aspek penting yang diperhatikan agar saling menjaga keberlangsungan pembangunan global.


“Terkait dengan wabah PMK, kita harus bekerjasama saling menjaga agar tidak terjadi penularan antar negara. Jadi berbagai bentuk biosekuriti perlu diterapkan terutama dalam lalu lintas orang, baik di titik keluar maupun masuk suatu wilayah adalah hal yang umum dan wajar,” terang Wiku pada Kontan.co.id, Minggu (31/7).

Baca Juga: Selandia Baru-Australia Perketat Perbatasan untuk Cegah PMK, Bagaimana Dampaknya?

Wiku menerangkan, pengetatan biosecurity pada prinsipnya memastikan pelaku perjalanan luar negeri harus selalu bersih dari virus PMK dengan secara fisik sehat dan bersih serta tidak membawa barang yang potensi tercemar oleh virus PMK.

Wiku juga mengatakan, Indonesia sendiri telah serius menerapkan biosekuriti seperti di bandara dan beberapa pelabuthan.

“Di bandara dan pelabuhan Bali pun setiap orang yang datang dan pergi juga sudah menggunakan desinfected footmat dan spray desinfektan,” terang Wiku.

Hal serupa juga diilakukan di beberapa bandara dan pelabuhan lain seperti di Aceh juga sudah menggunakan biosekurity yang sama.

Menurutnya hal ini merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mengatasai PMK agar tidak sampai menular ke negara tetangg

“Namun kita tetap lakukan sebagai hal yang wajar saja dan tidak mempersulit pelaku perjalanan luar negeri,” jelas Wiku.

Selain dengan pengetatan biosekuriti, testing, pengobatan, vaksinasi dan pemotongan bersyarat telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.

Sebelumnya, Perdana Menteri Selandia Baru Janica Ardemn mengatakan, himbauan ini bertujuan untuk melindungi hajat 100.000 lebih pekerja pertanian di sana.

Baca Juga: Tren Kasus PMK di Jawa Barat Mengalami Penurunan, Tidak Ada Penambahan Kasus Harian

Jenica jugaa menerangkan, selama ini belum pernah ada kasus PMK di negara Selandia Baru. Sehingga pihaknya ingin terus memastikan wabah PMK tidak sampai masuk ke negara mereka.

Sementara di Australia, pengetatan biosekurity diperbatasan dilakukan setelah mereka mencurigai ada fragmen virus PMK terdeteksi pada barang-barang daging yang masuk ke Australia baru-baru ini dari Indonesia dan China.

“Kami telah mendeteksi penyakit kaki dan mulut dan fragmen virus demam babi Afrika dalam sejumlah kecil produk daging babi yang dijual di Melbourne CBD yang diimpor dari China," kata dia pada konferensi pers dikutip dari keterangan resminya, Rabu (20/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto