Memasuki 100 hari menjelang pesta politik negeri ini, yakni pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 , 17 April 2019, ranah perpolitikan di Tanah Air memanas. Berita bohong (hoaks) bertebaran di mana-mana, mirip cendawan di musim hujan. Tebaran kabar bohong menyebar lewat berbagai media sosial. Dus, sulit sekali kabar bohong itu terbendung. Celakanya, banyak orang yang 'termakan' kabar bohong itu, bahkan mempercayainya seolah itu adalah kebenaran. Ini tak luput dari strategi yang digunakan pasangan calon pilpres dan calon legislatif yang lebih suka mengarah penyebaran informasi ke media sosial. Terlepas dari content benar atau tidak, mereka melepas banyak informasi di media sosial.
Selang kebohongan
Memasuki 100 hari menjelang pesta politik negeri ini, yakni pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 , 17 April 2019, ranah perpolitikan di Tanah Air memanas. Berita bohong (hoaks) bertebaran di mana-mana, mirip cendawan di musim hujan. Tebaran kabar bohong menyebar lewat berbagai media sosial. Dus, sulit sekali kabar bohong itu terbendung. Celakanya, banyak orang yang 'termakan' kabar bohong itu, bahkan mempercayainya seolah itu adalah kebenaran. Ini tak luput dari strategi yang digunakan pasangan calon pilpres dan calon legislatif yang lebih suka mengarah penyebaran informasi ke media sosial. Terlepas dari content benar atau tidak, mereka melepas banyak informasi di media sosial.