KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sembilan bulan pasca menggelar penawaran umum saham perdana atawa IPO, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (
SCNP) terus berupaya lebih baik secara konsisten dan berkelanjutan dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan melalui kepatuhan terhadap aspek keterbukaan informasi. Setelah penyampaian laporan tahunan dan laporan keuangan 2020 (teraudit) dalam sistem pelaporan elektronik ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai tenggat,
SCNP kembali berencana memenuhi kewajiban penyelenggaraan even terkait dengan penyampaian informasi kepada publik secara tahunan. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) nomor Kep-00015/BEI/01-2021 perijal Perubahan Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, disebutkan bahwa setiap perusahaan tercatat yang mencatatkan efek bersifat ekuitas wajib melakukan public expose tahunan paling kurang satu kali dalam setahun yang dapat dilaksanakan pada hari yang sama dengan penyelenggaraan RUPS.
Public Expose Tahunan
SCNP yang diselenggarakan pada 25 Mei 2021 memaparkan tentang telaah kinerja keuangan dan operasi terkini, kendala-kendala yang dihadapi, kondisi ketidakpastian, upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerja, proyeksi keuangan, dan hal-hal relevan lain yang dinilai perlu oleh SCNP untuk diungkapkan.
Baca Juga: Kuartal I-2021 kinerja SCNP kurang memuaskan, ini penyebabnya Direktur Operasi
SCNP Shirly Effendy mengatakan, terkait dengan kendala-kendala dan kondisi ketidakpastian yang dihadapi, perusahaan mengidentifikasikan beberapa kendala umum seperti pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi yang masih berlanjut, fluktuasi harga bahan baku seperti kenaikan harga tembaga dan biji plastik yang signifikan, serta daya beli masyarakat yang menurun.
Ia juga mengungkapkan tentang kendala spesifik yang dihadapi
SCNP seperti terjadinya kelangkaan kontainer dalam proses pengapalan, sehingga realisasi ekspor menjadi terhambat, pasokan komponen yang terhambat karena adanya gangguan dari sisi produsen di mancanegara akibat pandemi, serta
post congestion yang berdampak impor terhadap sebagian bahan baku mengalami keterlambatan. “Belum dapat dipastikan kapan pandemi Covid-19 dan resesi perekonomian akan berakhir menjadi satu bentuk ketidakpastian yang dihadapi para pelaku usaha saat ini,” jelas Shirly dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (25/5).
Editor: Anna Suci Perwitasari