KONTAN.CO.ID - Sama seperti kain batik di daerah lain, batik betawi juga punya kisah masa lalu. Pendiri sekaligus pemilik Kampung Batik Betawi Terogong, Siti Laela menceritakan, pada era penjajahan Belanda saat VOC sedang berada di puncak kejayaan, batik betawi sempat menjadi industri besar. Dari referensi yang ada, Laela mendapati bahwa kegiatan membatik di Batavia sudah berlangsung sejak lama. Hafizoh atau yang akrab disebut Aap, perajin batik betawi Terogong lainnya juga mengatkaan, kegiatan membatik dahulu sangat populer di beberapa wilayah sekitat Jakarta seperti di Cilandak, Gandaria, Radio Dalam, Marunda, Palmerah, Rawa Belong dan Pasar Minggu. "Jaman nenek saya, di sini banyak pembatik, karena dulu bisnisnya sangat besar. Sayang, sekitar tahun 1970-an, produksi batik betawi habis," jelasnya. Aap menebak, matinya batik Betawi saat itu karena industri batik di sekitar Jakarta juga meredup. Setelah puluhan tahun meredup, batik betawi kembali bangkit awal tahun 2000-an. "Bisa ada kampung batik ini karena ada program pelatihan membatik dari pemerintah daerah. Pelatihnya didatangkan ke sini, nginep di sini sampai tiga bulanan," kata Aap.
Selarik kisah lalu batik betawi (3)
KONTAN.CO.ID - Sama seperti kain batik di daerah lain, batik betawi juga punya kisah masa lalu. Pendiri sekaligus pemilik Kampung Batik Betawi Terogong, Siti Laela menceritakan, pada era penjajahan Belanda saat VOC sedang berada di puncak kejayaan, batik betawi sempat menjadi industri besar. Dari referensi yang ada, Laela mendapati bahwa kegiatan membatik di Batavia sudah berlangsung sejak lama. Hafizoh atau yang akrab disebut Aap, perajin batik betawi Terogong lainnya juga mengatkaan, kegiatan membatik dahulu sangat populer di beberapa wilayah sekitat Jakarta seperti di Cilandak, Gandaria, Radio Dalam, Marunda, Palmerah, Rawa Belong dan Pasar Minggu. "Jaman nenek saya, di sini banyak pembatik, karena dulu bisnisnya sangat besar. Sayang, sekitar tahun 1970-an, produksi batik betawi habis," jelasnya. Aap menebak, matinya batik Betawi saat itu karena industri batik di sekitar Jakarta juga meredup. Setelah puluhan tahun meredup, batik betawi kembali bangkit awal tahun 2000-an. "Bisa ada kampung batik ini karena ada program pelatihan membatik dari pemerintah daerah. Pelatihnya didatangkan ke sini, nginep di sini sampai tiga bulanan," kata Aap.