Selektif belanja di saat IHSG pecah rekor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor di pasar saham domestik bersorak. Kemarin (3/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru sepanjang masa atau all time high ketika ditutup menyentuh 5.939,45. Rekor IHSG sebelumnya di level 5.929.

Tapi, rekor IHSG diselimuti sentimen negatif dari pasar global. Misalnya rencana pemotongan pajak di AS, rencana The Fed mengurangi neraca serta ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.

Di saat yang sama, rupiah terkoreksi dan menembus batas baru. Mengacu kurs tengah Bank Indonesia, rupiah kemarin melemah 0,61% menjadi Rp 13.582 per dollar AS.


Investment Analyst MNC Asset Management Liyanto Sudarso mencemaskan rupiah yang terus melemah. "Jadi saya lebih suka beli saham yang valuasinya masih murah dan minim exposure dollar AS," ungkap dia, kemarin.

Saham yang masuk kriteria tersebut adalah saham konstruksi, seperti PTPP dan ADHI. Liyanto juga menyarankan investor masuk saham yang diuntungkan penguatan dollar AS, seperti pertambangan, CPO, dan migas. Cermati INCO, PTBA, ADRO dan ITMG. Adapun saham CPO antara lain LSIP dan AALI.

Liyanto memprediksi IHSG bisa mencapai 6.150 di akhir tahun ini. "Asing sebenarnya masih di obligasi dan menjahui saham," ujar Liyanto.

Analis NH Korindo Sekuritas Raphon Prima menyatakan, reli IHSG banyak dipengaruhi rencana emiten yang ingin membagikan dividen interim, misalnya emiten Grup Astra (ASII, UNTR, AALI, AUTO dan ACST). "Reli saham UNVR juga dipengaruhi oleh ekspektasi bahwa UNVR akan mengkaji pembagian dividen interim," tutur Raphon.

Lantaran rencana dividen itu, banyak investor kembali masuk pasar. "Investor juga dapat melirik potensi saham lain yang sudah menyatakan akan membagi dividen interim," tambah dia.

Raphon juga merekomendasikan sektor konsumer dan otomotif. Ini mempertimbangkan posisi kedua sektor yang masing-masing naik 0,5% dan minus 5,3% (ytd), masih rendah dibandingkan sektor lain. Ada pula potensi rebound pertumbuhan konsumsi domestik mulai kuartal III-2017. Raphon mempertahankan target IHSG 2017 di 6.100.

"Sebanyak 10 saham pilihan pada Oktober ini adalah UNVR, INDF, ICBP, KLBF, ASII, TLKM, JPFA, CPIN, AKRA dan SMRA," ujar dia.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, menyatakan sektor pertambangan, perbankan dan properti layak dicermati. Di sektor pertambangan, ada kenaikan harga batubara. Di sisi lain, pertumbuhan kredit berpotensi meningkat seiring penurunan bunga acuan BI. "Investor lokal optimistis bahwa kinerja emiten tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini