Selesaikan PR internal dulu, baru integrasi bursa ASEAN



DENPASAR. Keikutsertaan Indonesia dalam ASEAN Exchange Linkage masih jauh dari kata final. Badan Pengawas Pasar Modal (Bappepam) menegaskan, prioritas Indonesia saat ini adalah membereskan infrastruktur pasar modal. Setelah itu siap, baru Indonesia bersiap untuk mulai mengintegrasikan diri bersama bursa-bursa lain di ASEAN.“Indonesia baru berkolaborasi, tapi belum linkage. Saat ini kami masih dalam tahap memikirkan kapan timeframe mau mulai,” ujar Nurhaida, Kepala Bappepam, Kamis (7/4).Ia menjelaskan, pemerintah masih harus melihat bagaimana harmonisasi peraturan dalam Exchange Linkage itu nantinya. Ini termasuk bagaimana bentuk penyelesaian jika terjadi sengketa atau dispute.Di dalam negeri sendiri, kata Nurhaida, pemerintah sedang sibuk menyiapkan banyak hal guna membenahi pasar modal, baik dari sisi aturan maupun infrastruktur.Misalnya, tentang revisi aturan Modal Kerja Bersih Disesuaikan yang berlaku mulai 1 Februari ini. “Nanti 2012 kami akan review lagi, sejauh mana dilakukan dan bagaimana dampaknya,” ujarnya.Selain itu, Bappepam tahun ini mesti menyelesaikan tiga PR untuk menambah infrastruktur pasar modal, yaitu Straight Through Processing (STP), Single Investor Identity (SID), dan Data Warehouse. “SID akan siap Juli 2011 sedangkan Data Warehouse kita harapkan selesai Oktober 2011,” ujarnya.SID dan STP akan membuat proses transaksi di pasar modal lebih transparan sehingga mencegah nasabah melakukan transaksi semu dan meminimalkan manipulasi di pasar modal. Adapun Data Warehouse nantinya akan menyatukan dan mendigitalkan semua data pasar modal, yakni bursa dan reksadana, yang selama ini terpencar di Bursa Efek Indonesia (BEI), KPEI, dan KSEI.Setelah infrastrukturnya siap, Nurhaida menekankan bahwa Bappepam butuh waktu lagi untuk mengisi data-data ke dalam sistem. “Banyak data Bapepam yang tidak terstruktur. Kita juga punya data dari jaman dulu yang belum elektronik, jadi harus kita elektronikkan dulu. Untuk melakukannya kami sudah memanggil konsultan,” jelasnya.Menurut Nurhaida, karena banyak PR yang harus diselesaikan itulah, Indonesia belum fokus untuk memulai Exchange Linkage. “Exchange Linkage iitu proyek besar dan serius, jadi tidak bisa jalan bareng-bareng,” tegasnya.Sejauh ini, baru tiga negara di ASEAN yang berkomitmen menjalankan Exchange Linkage, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can