JAKARTA. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membentuk tim accredited representative atau perwakilan investigator untuk membantu investigator yang dibentuk otoritas penerbangan Hongkong atas insiden Cathay Pacific di Hong Kong. Juru bicara KNKT J.A. Barata mengatakan, tim tersebut terdiri dari empat orang. "Sampai saat ini penyelidikan masih dipimpin oleh badan investigasi penerbangan Hongkong. Sewaktu-waktu diminta membantu, baru tim menjalankan investigasi di Bandara Juanda," katanya.Berdasarkan ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO), KNKT akan menerima laporan hasil investigasi badan investigasi penerbangan sipil Hongkong. Sebab ada tujuh warga negara Indonesia dari total sebelas penumpang yang menjadi korban dalam insiden tersebut.Sekedar mengingatkan, pertengahan minggu lalu Airbus A330 milik Cathay dengan nomor mesin CX780 yang menerbangi rute Surabaya-Hong Kong harus mendarat darurat akibat kerusakan salah satu mesinnya. Sementara satu mesin mati, mesin lain hanya beroperasi 70%-nya."Pesawat mendarat dengan kecepatan 230 knots, padahal normalnya 135 knots dengan beban yang ada pada saat pesawat itu diterbangkan," kata Dennis Hui Maintenance Support Manager, seperti dikutip dari situs Cathay.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Selidiki Insiden Cathay, KNKT Bentuk Perwakilan Investogator
JAKARTA. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membentuk tim accredited representative atau perwakilan investigator untuk membantu investigator yang dibentuk otoritas penerbangan Hongkong atas insiden Cathay Pacific di Hong Kong. Juru bicara KNKT J.A. Barata mengatakan, tim tersebut terdiri dari empat orang. "Sampai saat ini penyelidikan masih dipimpin oleh badan investigasi penerbangan Hongkong. Sewaktu-waktu diminta membantu, baru tim menjalankan investigasi di Bandara Juanda," katanya.Berdasarkan ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO), KNKT akan menerima laporan hasil investigasi badan investigasi penerbangan sipil Hongkong. Sebab ada tujuh warga negara Indonesia dari total sebelas penumpang yang menjadi korban dalam insiden tersebut.Sekedar mengingatkan, pertengahan minggu lalu Airbus A330 milik Cathay dengan nomor mesin CX780 yang menerbangi rute Surabaya-Hong Kong harus mendarat darurat akibat kerusakan salah satu mesinnya. Sementara satu mesin mati, mesin lain hanya beroperasi 70%-nya."Pesawat mendarat dengan kecepatan 230 knots, padahal normalnya 135 knots dengan beban yang ada pada saat pesawat itu diterbangkan," kata Dennis Hui Maintenance Support Manager, seperti dikutip dari situs Cathay.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News