Selisih bunga kredit dan deposito tetap 5,45%



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam Operasi Pasar Terbuka (OPT) mencatat, suku bunga dasar kredit (SBDK) rupiah dan suku bunga deposito rupiah bertenor satu bulan naik 1 basis poin (bps), sehingga selisih suku bunga tidak mengalami perubahan atau tetap 5,45%. Ini merupakan hasil dari OPT BI selama sepekan, dari 3 Januari - 7 Januari 2011.

"SBDK rupiah perbankan naik 1 bps menjadi 11,98%, disebabkan naiknya SBDK pada bank swasta 1 bps dan bank pembangunan daerah (BPD) 5 bps", kata Diffi Ahmad Johansyah, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, dari data BI yang diterima Kontan, Selasa (12/1).

Sedangkan SBDK kantor cabang bank asing (KCBA) mengalami penurunan 12 bps. Begitu juga dengan bank campuran turun 1 bps, sementara untuk bank persero tidak mengubah SBDKnya.


Diffi menerangkan, rata-rata suku bunga deposito rupiah bertenor 1 bulan pada BPD dan bank campuran mengalami kenaikan, dan tertinggi ada di bank campuran sebesar 8 bps. Sedangkan suku bunga deposito KCBA turun 10 bps, sementara suku bunga deposito bank persero dan bank swasta tidak berubah. "Ini menyebabkan suku bunga deposito industri perbankan naik 1 bps," ujar Difffi.

Data BI menjelaskan, pada instrumen valas, SBDK dan rata-rata suku bunga deposito 1 bulan naik 3 bps. Pergerakan suku bunga yang cukup besar terjadi di KCBA dan bank swasta yang masing-masing menurunkan SBDK 8 bps dan 7 bps.

Pada awal tahun 2011, suku bunga kredit efektif perbankan mengalami pergerakan yang cukup bervariasi. "Kredit investasi (KI) efektif untuk rupiah dan valas meningkat, sedangkan Kredit konsumsi (KK) efektif rupiah dan kredit modal kerja (KMK) efektif valas turun", ungkap Diffi.

Jika dilihat per kelompok bank, pergerakan yang cukup besar terjadi pada bank campuran yang menaikkan KI efektif rupiah sebesar 21 bps, dan KMK efektif valas sebesar 16 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia