Selisih bunga kredit dan simpanan semakin sempit



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, Suku bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk rupiah dan valuta asing (valas) mengalami penurunan secara umum. Ini merupakan hasil Operasi Pasar Terbuka (OPT) BI selama sepekan terakhir Desember 2010.

Dalam catatan BI tersebut, penurunan SBDK rupiah lebih besar dibandingkan rata-rata suku bunga deposito rupiah bertenor 1 bulan. Dengan penurunan ini, selisih atau spread suku bunga simpanan dan kredit menyempit 3 basis poin (bps) menjadi 5,47%.

Menurut Diffi Ahmad Johansyah, Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI, SBDK turun menjadi 11,79%. Penurunan ini disumbang melandainya bunga kredit pada bank swasta sebesar 9 bps dan bank persero 1 bps. Sedangkan bank campuran tidak mengubah suku bunganya.


Turunnya rata-rata suku bunga deposito ini terjadi pada tiga kategori bank yaitu swasta, kantor cabang bank asing (KCBA) dan bank campuran. Penurunan terbesar terjadi pada bank campuran, sebesar 6 bps yang menyebabkan industri suku bunga turun.

"Di sisi lain, suku bunga Bank Pembangunan Daerah (BPD) naik 02 bps dan suku bunga bank persero masih tetap", kata Diffi A. Johansyah, dari siaran pers OPT yang di terima Kontan, Selasa (4/1).

Pada valas, SBDK dan rata-rata suku bunga deposito 1 bulan turun 1 bps. Pergerakan suku bunga yang cukup besar terjadi pada bank campuran dimana bunga kredit naik 8 bps dan bunga deposito turun sedangkan untuk suku bunga deposito juga turun dengan besaran yang sama.

Secara umum, meskipun bunga kredit cenderung melandai, kredit modal kerja (KMK) efektif naik 1 bps. Adapun penurunan tertinggi terjadi pada suku bunga KMK efektif valas yang turun 20 bps," kata Diffi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia