KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia mencatat, selisih perhitungan kadar nikel pada surveyor ditingkat smelter tidak hanya merugikan para penambang nikel, melainkan berdampak pada penerimaan negara dari sektor tersebut. Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, perbedaan hitungan kadar nikel itu terjadi di sisi hilir yang dilakukan surveyor dari pihak pemilik smelter. Padahal, dari sisi hulu pemerintah sudah menetapkan sejumlah surveyor yang boleh dan di izinkan untuk melakukan verifikator atas kadar nikel tersebut. “Investor di sisi hilir menetapkan lebih rendah kadarnya dibandingkan sisi hulu dan dengan penetapan kadar yang sangat signifikan perbedaannya. misalnya di hulu dalam kasus Morowali ditetapkan kadarnya 1,87%, sementara di smelter surveyornya menetapkan 1,5%. ini sebetulnya perbedaan yang mengundang tanda tanya karena sangat jauh perbedaannya,” kata Faisal dalam Webinar CORE Media Discusion, Selasa (12/10/2021).
Selisih hitung kadar nikel berdampak ke penerimaan negara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia mencatat, selisih perhitungan kadar nikel pada surveyor ditingkat smelter tidak hanya merugikan para penambang nikel, melainkan berdampak pada penerimaan negara dari sektor tersebut. Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, perbedaan hitungan kadar nikel itu terjadi di sisi hilir yang dilakukan surveyor dari pihak pemilik smelter. Padahal, dari sisi hulu pemerintah sudah menetapkan sejumlah surveyor yang boleh dan di izinkan untuk melakukan verifikator atas kadar nikel tersebut. “Investor di sisi hilir menetapkan lebih rendah kadarnya dibandingkan sisi hulu dan dengan penetapan kadar yang sangat signifikan perbedaannya. misalnya di hulu dalam kasus Morowali ditetapkan kadarnya 1,87%, sementara di smelter surveyornya menetapkan 1,5%. ini sebetulnya perbedaan yang mengundang tanda tanya karena sangat jauh perbedaannya,” kata Faisal dalam Webinar CORE Media Discusion, Selasa (12/10/2021).