Selisih kurs dan keuntungan divisi trading jadi kunci peningkatan laba bersih OASA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Protech Mitra Perkasa Tbk catatkan peningkatan laba bersih 121,29% sepanjang triwulan pertama kemarin. Padahal dari sisi pendapatan, perusahaan mencatatkan penurunan 85,66%.

Komisaris Utama Protech Mitra Perkasa Anton Santoso menyebutkan penurunan pendapatan tersebut terjadi lantaran pengaruh dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sejak mulainya PSBB di Februari sampai dengan minggu ini, praktis kami tidak mendapatkan kontrak baru karena kontrak-kontrak proyek semua tertunda," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (15/6).

Baca Juga: Protech Mitra Perkasa (OASA) raih pertumbuhan laba bersih 121,29% di kuartal I-2020


Imbasnya, pendapatan emiten bersandi saham OASA ini mengalami penurunan mencapai 85,66% menjadi Rp 802,42 juta. Padahal periode yang sama tahun lalu perusahaan mampu mengumpulkan pemasukan Rp 5,58 miliar.

Adapun pendapatan selama tiga bulan pertama kemarin hanya berasal dari dari penjualan barang. Sementara pada Q1/2019 perusahaan masih mencatatkan pendapatan dari jasa konstruksi dan pendapatan jasa yang masing-masing menyumbang Rp 5 miliar dan Rp 35 juta.

Kendati pendapatan anjlok, justru laba bersih OASA tercatat perkasa dengan mencatatkan pertumbuhan 121,29% menjadi Rp 2,39 miliar. "Itu dikarenakan pendapatan lain-lain dari keuntungan selisih kurs dan profit dari divisi trading," paparnya.

Baca Juga: Kinerja Protech Mitra Perkasa (OASA) masih tertekan pada 2019

Pada pos pendapatan lain-lain, OASA memang membukukan keuntungan sebesar Rp 2,47 miliar. Padahal periode yang sama tahun lalu pos tersebut mencatatkan kerugian Rp 5,58 juta. Sementara untuk prospek kinerja di tahun ini, Anton masih belum bisa memaparkan proyeksi perusahaan. Menurutnya, lantaran ketidakpastian ekonomi akibat pandemi virus corona.

Dari sisi kontrak baru, Anton bilang dengan melihat perkembangan 'new normal' OASA mengharapkan kontrak baru di tahun ini sebesar Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar. Adapun proyek-proyek kelistrikan yang akan dibidik untuk mencapai target kontrak baru. "Untuk belanja modal kami tergantung dari proyek yang didapatkan, dan seluruhnya akan dibiayai dari kas internal perusahaan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .