Selisih kurs DNDF BI dengan offshore kian tipis, rata-rata cuma Rp 5-Rp 10



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rupiah kembali perkasa. Di pasar spot,  Kamis (10/1), otot rupiah menguat menjadi Rp 14.052  per dollar Amerika Serikat (AS).  Adapun berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga perkasa menjadi Rp 14. 093, menguat 0,19% dibanding kemarin di Rp 14.120.

Penguatan rupiah tersokong sentimen eksternal.  Hasil negosiasi dagang antara Amerika Serikat-China yang membaik belum mampu mengangkat penguatan dollar AS, pun dengan hasil minutes meeting FOMC yang dovish.  Pasar masih  memilih meninggalkan safe haven yakni dollar AS dan obligasi AS, US Treasury.   Pasar juga masih mencermati pemerintahan AS yang masih shutdown selama 19 hari.

Meski sentiment eksternal mendominasi penguatan rupiah, BI kembali melelang domestic non deliverable forward alias DNDF. Diikuti oleh delapan bank local dan asing,  penawaran yang masuk atau incoming bid mencapai US$ 256 juta dengan kurs Rp 14.144 per dollar AS untuk tenor sebulan.


Dalam lelang kali ini, “BI mengambil seluruh penawaran yang masuk,” ujar Kepala  Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsyah kepada kontan.co.id, hari ini (10/1).

Bank sentral Indonesia berkomitmen untuk melakukan lelang harian DNDF untuk memperdalam pasar.  Menurut Nanang, upaya ini dilakukan agar bank-bank aktif dalam transaksi pasca lelang selesai karena kemampuan bank menkaver kebutuhan hedging nasabah juga naik. “Selain itu, ini juga membuat kurs off shore NDF  kian mendekati kurs DNDF, “ ujar Nanang.

Pasar DNDF yang likuid diyakini akan membuat kurs rupiah menjadi lebih terkendali.  “Saat ini rata-rata hanya selisih Rp 5 sampai dengan Rp 10, dengan posisi kurs DNDF lebih murah,” tandas Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana