KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Hot money masih terus membanjiri pasar keuangan Indonesia, utamanya di surat utang negara (SUN). Catatan Bank Indonesia (BI), dari 13 April sampai 20 April 2020, total jenderal capital inflow yang masuk ke SUN mencapai Rp 4,37 triliun Dalam jumpa pers virtual, Rabu (22/4), Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, bahwa imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) Indonesia lebih atraktif dibanding SBN negara-negara lain. Bahkan, jika dibandingkan dengan US Treasury (SBN AS) dengan tenor sama yakni 10 tahun. Menurut Perry, SBN RI memiliki selisih (spread) sebesar 7,1% atau 713 basis point (bps). “Yield spread antara SBN bertenor 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun mencapai 7,1% atau 713 bps. Dari sisi yield secara riil atau yield SBN setelah dikurangi ekspektasi inflasi sekalipun pun, SBN kita masih punya selisih 4,6% dibanding SBN negara-negara lain, seperti Meksiko, India dan negara-negara di Asia” ujar Perry.
Selisih sampai 7,1% dibanding US Treasury, imbal hasil SUN lebih menarik
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Hot money masih terus membanjiri pasar keuangan Indonesia, utamanya di surat utang negara (SUN). Catatan Bank Indonesia (BI), dari 13 April sampai 20 April 2020, total jenderal capital inflow yang masuk ke SUN mencapai Rp 4,37 triliun Dalam jumpa pers virtual, Rabu (22/4), Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, bahwa imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) Indonesia lebih atraktif dibanding SBN negara-negara lain. Bahkan, jika dibandingkan dengan US Treasury (SBN AS) dengan tenor sama yakni 10 tahun. Menurut Perry, SBN RI memiliki selisih (spread) sebesar 7,1% atau 713 basis point (bps). “Yield spread antara SBN bertenor 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun mencapai 7,1% atau 713 bps. Dari sisi yield secara riil atau yield SBN setelah dikurangi ekspektasi inflasi sekalipun pun, SBN kita masih punya selisih 4,6% dibanding SBN negara-negara lain, seperti Meksiko, India dan negara-negara di Asia” ujar Perry.