Seluruh anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong mundur berjamaah, ada apa?



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Semua anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong telah mengundurkan diri setelah Beijing memaksa pemecatan terhadap empat rekan mereka.

Melansir BBC, pada hari Rabu (11/11/2020), Beijing mengeluarkan resolusi yang memungkinkan pemerintah Hong Kong untuk memberhentikan politisi yang dianggap mengancam keamanan nasional.

Tak lama setelah itu, anggota parlemen oposisi mengatakan mereka akan mengundurkan diri dari badan legislatif Hong Kong sebagai aksi solidaritas.


Untuk pertama kalinya sejak Hong Kong dikembalikan ke China pada tahun 1997, badan tersebut hampir tidak memiliki suara yang berbeda pendapat.

Koresponden BBC China Stephen McDonnell mengatakan badan legislatif itu sudah mendukung kubu pro-Beijing.

Baca Juga: China tunda ucapan selamat ke Joe Biden, tunggu hasil final pilpres AS

Pemecatan empat legislator dipandang oleh banyak orang sebagai upaya terbaru China untuk membatasi kebebasan Hong Kong. Ini merupakan hal yang dibantah oleh Beijing.

"Kami tidak bisa lagi memberi tahu dunia bahwa kami masih memiliki 'satu negara, dua sistem', dengan ini pula menyatakan kematian resminya," kata Ketua Partai Demokrat Wu Chi-wai.

Hong Kong - sebelumnya koloni Inggris - dikembalikan ke China di bawah prinsip "satu negara, dua sistem", yang memungkinkannya mempertahankan lebih banyak hak dan kebebasan daripada China daratan hingga 2047.

Baca Juga: Biden menang, media Pemerintah China: Hubungan AS-China jadi lebih mudah

Tetapi pada akhir Juni, China mengeluarkan undang-undang keamanan nasional yang kontroversial dan berdampak luas di wilayah itu setelah bertahun-tahun protes pro-demokrasi dan anti-Beijing, yang mengurangi otonomi Hong Kong dan membuatnya lebih mudah untuk menghukum para demonstran.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie