JAKARTA. Volume transaksi multilateral di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) terjun bebas. Baik CPO, olein, emas dan timah kompak mencatatkan penurunan volume transaksi. Mengutip data PT BKDI, total volume transaksi multilateral sepanjang bulan April sebesar 31.549 lot. Angka ini merosot 21% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 39.955 lot. Meski anjlok produk CPO dan olein tetap yang paling diminati pelaku pasar. Penurunan volume transaksi CPO dan olein tidak setajam produk lainnya. Sepanjang bulan April, CPO dan olein menorehkan volume transaksi multilateral sebanyak 28.365 lot. Angka ini turun 7,9% dibanding bulan sebelumnya. Adapun nilai transaksi CPO dan olein sepanjang April sebesar Rp 2.256.302.600.000. Produk BKDI lainnya yaitu timah, mencatatkan penurunan cukup curam sebesar 33% menjadi 945 lot. Sementara transaksi yang paling kehilangan pamornya sepanjang April adalah emas. Emas menukik tajam sebesar 71% menjadi hanya 2.239 lot. Head of Product Development BKDI Stella Novita Lukman menjelaskan, penurunan volume transaksi CPO disebabkan adanya sentimen negatif dari turunnya harga produk substitusi seperti minyak kedelai. Selain itu, penurunan juga dipicu oleh harga minyak mentah yang masih berada di level terendah. B erdasarkan situs resmi BKDI, www.icdx.co.id, harga CPOTR per 30 April berada di level Rp 7.790 per kilogram. Harga turun 4,3% dibanding awal April. “Sementara untuk emas, sentimen negatif turut menyeret pelemahan lantaran ketidakpastian kenaikan tingkat suku bunga AS,” terang Stella. Untuk timah penurunan volume transaksi dikarenakan spekulasi akan turunnya permintaan timah dari AS. Selain itu timah tertekan akibat adanya spekulasi pelaku pasar terkait naiknya persediaan timah dari China. Sebagai informasi produksi timah di China kuartal I-2015 mencapai 39.300 ton. Ini merupakan level tertinggi sejak 1997. Meski demikian Stella tetap optimistis memandang prospek volume transaksi multilateral hingga akhir tahun. Sebagai contoh, total transaksi timah periode bulan Januari-April 2015 sebesar 4851 lot. Angka ini meningkat 45% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya membukukan 3.351 lot. Ke depannya, dalam waktu dekat, BKDI berencana meluncurkan beberapa kontrak baru. Namun seluruhnya masih dalam proses analisis dan perencanaan. Adapun harapan adanya produk baru tersebut akan mengembangkan industri komoditi di Indonesia.serta meningkatkan transaksi.salah satunya CPO, forex dan karet. Hingga akhir tahun, BKDI menargetkan kenaikan volume transaksi 20% dibandingkan tahun lalu menjadi 832.019 lot.
Seluruh transaksi komoditas di BKDI turun
JAKARTA. Volume transaksi multilateral di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) terjun bebas. Baik CPO, olein, emas dan timah kompak mencatatkan penurunan volume transaksi. Mengutip data PT BKDI, total volume transaksi multilateral sepanjang bulan April sebesar 31.549 lot. Angka ini merosot 21% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 39.955 lot. Meski anjlok produk CPO dan olein tetap yang paling diminati pelaku pasar. Penurunan volume transaksi CPO dan olein tidak setajam produk lainnya. Sepanjang bulan April, CPO dan olein menorehkan volume transaksi multilateral sebanyak 28.365 lot. Angka ini turun 7,9% dibanding bulan sebelumnya. Adapun nilai transaksi CPO dan olein sepanjang April sebesar Rp 2.256.302.600.000. Produk BKDI lainnya yaitu timah, mencatatkan penurunan cukup curam sebesar 33% menjadi 945 lot. Sementara transaksi yang paling kehilangan pamornya sepanjang April adalah emas. Emas menukik tajam sebesar 71% menjadi hanya 2.239 lot. Head of Product Development BKDI Stella Novita Lukman menjelaskan, penurunan volume transaksi CPO disebabkan adanya sentimen negatif dari turunnya harga produk substitusi seperti minyak kedelai. Selain itu, penurunan juga dipicu oleh harga minyak mentah yang masih berada di level terendah. B erdasarkan situs resmi BKDI, www.icdx.co.id, harga CPOTR per 30 April berada di level Rp 7.790 per kilogram. Harga turun 4,3% dibanding awal April. “Sementara untuk emas, sentimen negatif turut menyeret pelemahan lantaran ketidakpastian kenaikan tingkat suku bunga AS,” terang Stella. Untuk timah penurunan volume transaksi dikarenakan spekulasi akan turunnya permintaan timah dari AS. Selain itu timah tertekan akibat adanya spekulasi pelaku pasar terkait naiknya persediaan timah dari China. Sebagai informasi produksi timah di China kuartal I-2015 mencapai 39.300 ton. Ini merupakan level tertinggi sejak 1997. Meski demikian Stella tetap optimistis memandang prospek volume transaksi multilateral hingga akhir tahun. Sebagai contoh, total transaksi timah periode bulan Januari-April 2015 sebesar 4851 lot. Angka ini meningkat 45% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya membukukan 3.351 lot. Ke depannya, dalam waktu dekat, BKDI berencana meluncurkan beberapa kontrak baru. Namun seluruhnya masih dalam proses analisis dan perencanaan. Adapun harapan adanya produk baru tersebut akan mengembangkan industri komoditi di Indonesia.serta meningkatkan transaksi.salah satunya CPO, forex dan karet. Hingga akhir tahun, BKDI menargetkan kenaikan volume transaksi 20% dibandingkan tahun lalu menjadi 832.019 lot.