KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dibanding dengan sejumlah negara lain, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop alias PLTS Atap di Indonesia masih tertinggal. Kendati begitu, pemakaian PLTS Atap semakin diminati. Hal itu terlihat dari jumlah PLTS Atap terpasang yang naik cukup signifikan baik secara bulanan maupun tahunan. Kasubdit Keteknikan dan Lingkungan Aneka EBT Kementerian ESDM Martha Relitha Sibarani memaparkan, penggunaan PLTS Atap terus bertambah hingga mencapai 1.580 pelanggan hingga Desember 2019. Ia menerangkan, pada Januari 2018 jumlah pengguna PLTS Atap baru 351 pelanggan, lalu meningkat menjadi 609 pelanggan hingga akhir 2018. Artinya, secara tahunan jumlah pengguna PLTA Atap meningkat lebih dari dua kali lipat. Baca Juga: Konsumsi listrik di China berpotensi turun akibat corona, ini kata emiten batubara
Semakin diminati, ada 1.580 pengguna PLTS Atap di Indonesia hingga akhir tahun lalu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dibanding dengan sejumlah negara lain, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop alias PLTS Atap di Indonesia masih tertinggal. Kendati begitu, pemakaian PLTS Atap semakin diminati. Hal itu terlihat dari jumlah PLTS Atap terpasang yang naik cukup signifikan baik secara bulanan maupun tahunan. Kasubdit Keteknikan dan Lingkungan Aneka EBT Kementerian ESDM Martha Relitha Sibarani memaparkan, penggunaan PLTS Atap terus bertambah hingga mencapai 1.580 pelanggan hingga Desember 2019. Ia menerangkan, pada Januari 2018 jumlah pengguna PLTS Atap baru 351 pelanggan, lalu meningkat menjadi 609 pelanggan hingga akhir 2018. Artinya, secara tahunan jumlah pengguna PLTA Atap meningkat lebih dari dua kali lipat. Baca Juga: Konsumsi listrik di China berpotensi turun akibat corona, ini kata emiten batubara