KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (
INDY) semakin ekspansif melebarkan sayap bisnisnya ke segmen nonbatubara. Yang terbaru, INDY mulai menjajal bisnis kesehatan. Ekspansi ini dilakukan INDY lewat anak usahanya, PT Indika Medika Nusantara (IMN). IMN mendirikan perusahaan patungan bersama dengan Bioneer Corporation, perusahaan manufaktur alat kesehatan dari Korea Selatan.
Usaha patungan itu diberi nama PT Bioneer Indika Group (BIG).
Baca Juga: Anak Usaha Indika (INDY) Kantongi Perpanjangan Izin Operasi Tambang Sampai 2033 Setelah resmi berdiri, BIG dan IMN langsung mendirikan perusahaan baru yang bernama PT Bio-neer Indika Diagnostik (BID). Perusahaan ini nantinya menjalankan kegiatan usaha di bidang distribusi alat kesehatan. Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono mengatakan, pendirian BID merupakan langkah INDY ekspansi dan diversifikasi usaha kesehatan. Tak hanya masuk bisnis kesehatan, INDY juga merambah ke bisnis minyak atsiri.
Pada 19 Januari 2023, entitas anak usaha INDY, yakni PT Indika Multi Properti telah melaksanakan penyertaan saham dalam PT Natura Aromatik Nusantara. Menurut Adi, penyertaan Indika Multi Properti dalam bentuk pengambilan saham Natura Aromatik Nusantara dari pemegang saham saat ini.
Baca Juga: Saham Merdeka Copper Gold (MDKA) Prospek Menarik, Kenapa? "Total nilai transaksi mencapai Rp 179,61 miliar," kata Adi dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/1). Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama menilai, diversifikasi ini menunjukkan ikhtiar Indika untuk melepas identitas sebagai pendukung ekonomi lama yang mengandalkan batubara. Selanjutnya, INDY terjun ke usaha futuristik di berbagai bidang. Ini termasuk, ke bisnis distribusi kendaraan listrik lewat kerjasamanya dengan Damon Motors, perusahaan sepeda motor listrik asal Kanada.
Baca Juga: Saham Indika Energy (INDY) Masuk Rekomendasi Analis, Ini Alasannya Menurut Ezar, upaya INDY merangsek ke industri kendaraan listrik akan disokong inisiatif pemerintah untuk mencapai total penggunaan 2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik pada tahun 2030.
Seiring itu, Ezar melihat, INDY mulai fokus jadi perusahaan investasi di Indonesia. "Diversifikasi bisnis memberikan kontribusi 50% dari segmen batubara dan 50% dari segmen non-batubara," kata Ezar kepada Kontan. Ezar merekomendasi beli saham INDY dengan target harga Rp 3.700 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli