Semakin Mengerucut, 5 Perusahaan Migas Serius Minati Blok Tuna



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengemukakan saat ini peminat Blok Tuna sudah mengerucut dari yang sebelumnya diminati 20 perusahaan kini sudah menjadi 4 sampai 5 perusahaan saja.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menerangkan, saat ini sudah ada 4 perusahaan hingga 5 perusahaan yang berminat di Blok Tuna. Hanya saja dirinya tidak bisa memerinci siapa saja perusahaan tersebut.

“Jadi ini merupakan business to business, ada perusahaan yang cukup kompeten secara finansial maupun teknis,” ujarnya ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (16/10).


Adapun beberapa perusahaan tersebut ada yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf memastikan saat ini banyak investor yang mengantre untuk bisa masuk menggantikan Zarubezhneft. Hengkangnya perusahaan asal Rusia ini dikarenakan mandegnya pengembangan Blok Tuna akibat sanksi Uni Eropa dan Inggris kepada Premier Oil Tuna BV, anak usaha Harbour Energy Group karena bermitra dengan Rusia.

Di dalam proyek ini,  BUMN Rusia Zarubezhneft melalui anak usahanya ZN Asia Ltd mengempit 50% hak partisipasi  proyek Lapangan Tuna, adapun 50% dimiliki oleh Harbour Energy.

Baca Juga: Kementerian ESDM Pastikan Proyek Kilang Tuban Masih Digarap Indonesia-Rusia

"Penggantinya banyak, belasan (perusahaan). Sekarang Harbour Energy yang pusing memilih perusahaan mana yang cocok," ungkap Nanang kepada awak media di Jakarta, Rabu (23/8).

Nanang melanjutkan, pemerintah sebelumnya telah menyetujui rencana pengembangan alias Plan of Development (POD) Blok Tuna. Untuk itu, pasca mendapatkan mitra pengganti maka pengembangan Blok Tuna sudah dapat dimulai.

Nantinya, hasil produksi Blok Tuna ditargetkan untuk pasar Vietnam. Salah satu pertimbangannya yakni ketersediaan infrastruktur yang lebih memadai ketimbang dilepas ke pasar domestik.

"Memang rencana komersialnya ke Vietnam karena jaraknya ke pasar domestik 600 km (melalui) pipa, tapi kalau ditarik ke fasilitas produksi yang ada tinggal 20 km," terang Nanang.

Selain itu, Pemerintah Indonesia diklaim memiliki kerja sama bilateral yang baik dengan Vietnam. Kondisi ini dinilai bakal memudahkan diskusi business to business untuk penjualan produk migas Blok Tuna.

Kontan mencatat, potensi produksi gas dari Blok Tuna sebesar 100-150 juta kaki kubik per hari dengan target untuk melakukan ekspor gas melalui pipa pada tahun 2026.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari