NEW YORK. Harga kontrak emas dunia tadi malam (1/4) ditransaksikan naik di New York. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.37 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Juni naik 0,3% menjadi US$ 1.600,90 per troy ounce di Comex, New York. Ada sejumlah faktor yang menjadi pendorong harga si kuning mentereng ini. Salah satunya, data ekonomi China dan Jepang yang memicu spekulasi bahwa pemerintah kedua negara akan meningkatkan jumlah stimulus untuk menggairahkan kembali perekonomian mereka. Kondisi itu yang akhirnya meningkatkan permintaan emas sebagai lindung nilai. "Pelaku pasar berharap adanya sejumlah stimulus dari negara Asia untuk mengerek pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut," jelas Frank Lesh, trader FuturePath Trading di Chicago. Sekadar tambahan informasi, data Badan Statistik China menunjukkan, Purchasing Manager's Index pada bulan Maret berada di level 50,9. Sebagai perbandingan, estimasi analis yang disurvei Bloomberg mematok angka 51,2. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Semalam di NY, emas mendaki akibat isu stimulus
NEW YORK. Harga kontrak emas dunia tadi malam (1/4) ditransaksikan naik di New York. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.37 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Juni naik 0,3% menjadi US$ 1.600,90 per troy ounce di Comex, New York. Ada sejumlah faktor yang menjadi pendorong harga si kuning mentereng ini. Salah satunya, data ekonomi China dan Jepang yang memicu spekulasi bahwa pemerintah kedua negara akan meningkatkan jumlah stimulus untuk menggairahkan kembali perekonomian mereka. Kondisi itu yang akhirnya meningkatkan permintaan emas sebagai lindung nilai. "Pelaku pasar berharap adanya sejumlah stimulus dari negara Asia untuk mengerek pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut," jelas Frank Lesh, trader FuturePath Trading di Chicago. Sekadar tambahan informasi, data Badan Statistik China menunjukkan, Purchasing Manager's Index pada bulan Maret berada di level 50,9. Sebagai perbandingan, estimasi analis yang disurvei Bloomberg mematok angka 51,2. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
