KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah ramai sejak awal tahun. Empat emiten baru resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (8/2). Secara total, sudah ada 17 emiten baru melantai pada tahun 2023.
Listing di hari yang sama, empat emiten baru yang mencatatkan saham kemarin punya nasib berbeda pada hari perdana. PT Halo Jane Tbk (
HALO) melaju paling kencang dengan kenaikan 17% ke level harga Rp 117. Diikuti oleh PT Pelita Teknologi Global Tbk (
CHIP) yang menutup debut dengan kenaikan 10% ke posisi harga Rp 176. Sementara itu, PT Vastland Indonesia Tbk (
VAST) dan PT Solusi Kemasan Digital Tbk (
PACK) justru ambruk pada hari pertamanya di BEI. Saham VAST merosot 6,48% ke posisi Rp 101. Sedangkan PACK ambles 9,88% ke level harga Rp 146.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengingatkan agar pelaku pasar berhati-hati terhadap saham yang baru diperdagangkan. Sebab, harga saham baru itu cenderung bergerak
volatile.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Barang Konsumen Primer Pilihan Analis Berikut "Secara teknikal belum dapat dilakukan analisa karena memerlukan pergerakan harga secara historis. Selama fundamental dan prospek usaha masih potensial, maka harga saham berpeluang bergerak positif," kata Rio kepada Kontan.co.id, Rabu (8/2). Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengamini, pelaku pasar mesti mencermati tiga faktor kunci di balik saham IPO. Meliputi fundamental, prospek bisnis, dan valuasi saham. Untuk valuasi saham, Sukarno punya kalkulasi dengan membandingkan
price to book value (P/B),
price to sales ratio (P/S), dan
price to earning ratio (P/E) masing-masing emiten dengan rata-rata
peers.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Berbalik Melemah, Saham-Saham Ini Bisa Dicermati pada Kamis (8/2) Estimasi Sukarno, VAST memiliki P/B sebesar 1,17x-1,24x dibandingkan rata-rata
peers 0,96x
(overvalued). P/S sebesar 12,2x-13,3x dibandingkan 12,04x. P/E 16,3x-17,7x dibandingkan 12,04x
(overvalued). Untuk saham HALO, P/B sebesar 3,94x-4,18x dibandingkan rata-rata
peers 2,95x
(overvalued). P/S sebesar 2,15x-3,22x dibandingkan 0,41x, sedangkan P/E sebesar 3x-4,5x dibandingkan 7,31x
(undervalued). Selanjutnya, PACK dengan P/B sebesar 4,44x-4,60x dibandingkan 2,41x
(overvalued), P/S sebesar 3,23x-4,75x dibandingkan 1,90x
(overvalued), dan P/E 149,6x-220,4x dibandingkan 33,63x
(overvalued). Kemudian CHIP dengan P/B sebesar 2,59x-2,82x dibandingkan 7,54x
(undervalued), P/S 1,16x-1,49x dibandingkan 7,14x
(undervalued) dan P/E 13,1x-16,8x dibandingkan 256x
(undervalued). Baca Juga: Rekomendasi Saham ARTO, BANK, dan INKP Untuk Kamis (9/2) Estimasi tersebut dihitung berdasarkan harga penawaran saat proses IPO. "Jika dinilai murah dan belum di atas
peers bisa koleksi, tapi tetap hati-hati. Tetap perhatikan prospek masing-masing dan fundamental perusahaan," kata Sukarno. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, menyoroti prospek bisnis keempat emiten baru itu secara sektoral. Terlepas dari fundamental, sektor properti yang digeluti VAST masih kurang menarik di awal tahun ini. Masih perlu mengukur sejauh mana efek kenaikan suku bunga terhadap sektor properti. "Namun diprediksi suku bunga akan peak sebelum 1H2023 dan setelah itu akan flat atau melandai, ini akan mendukung sektor properti," jelas Arjun. Sedangkan untuk PACK yang bergerak di industri percetakan digital untuk kemasan, Arjun belum melihat katalis yang jelas untuk mendongkrak prospek bisnisnya. Sedangkan HALO, Arjun memberikan catatan PER yang sedang negatif karena merugi.
Baca Juga: Keyakinan Masyarakat Terhadap Kondisi Ekonomi Saat Terkikis, Ini Penyebabnya Namun, bidang usaha HALO yang memproduksi sarung tangan karet lateks, menjadi salah satu produk esensial di bidang kesehatan. "Berdasarkan prospektus, dana dari penawaran umum akan digunakan untuk modal kerja, bukan untuk membayar utang. Mungkin IPO ini bisa mengubah nasib emiten tersebut," terang Arjun.
Sementara itu, CHIP memiliki fundamental yang solid. Hitungan Arjun, CHIP memiliki PER sebesar 7,42x dibandingkan rata-rata PER sektor teknologi sebesar 18,16x. "Jadi CHIP bisa disebut
undervalued, selain itu prospek bisnisnya bagus," jelas Arjun. Sedangkan Rio belum memberikan rekomendasi untuk keempat saham baru tersebut. Dia kembali mengingatkan pelaku pasar untuk berhati-hati dengan volatilitas di masa awal perdagangan. Jika sudah cuan, bisa
profit taking terlebih dulu. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo punya catatan yang sama. Saran dia, bisa profit sebagian terlebih dulu pada saham yang sudah naik. Bagi yang belum punya, bisa masuk secara spekulatif terlebih dulu, namun dengan memitigasi risiko dan porsi yang bijak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati