Sembilan bulan, kredit BJB tumbuh 11,2%



JAKARTA. Perlambatan perekonomian nasional yang berdampak pada pertumbuhan negatif kredit bank umum di kuartal ketiga ini tidak banyak mempengaruhi kinerja PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk alias BJB. Tengok saja, penyaluran kredit perseroan tetap tumbuh 11,2% secara tahunan menjadi sebesar Rp 54,5 triliun.

Adapun, kredit konsumer masih mendominasi penyaluran portofolio kredit bank pembangunan daerah tersebut. Komposisi kredit konsumer mencapai Rp 37,2 triliun. Realisasi ini tercatat tumbuh 13,8% kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara, porsi kredit komersial sebanyak Rp 9,17 triliun atau naik 27,6%, perumahan sebesar Rp 4,47 triliun yang meningkat 4,5% pada kuartal ketiga ini.


“Upaya perseroan untuk mendukung pemerintah mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan mempercepat kebutuhan infrastruktur dan penyerapan APBD yang tercermin dari penyaluran kredit korporasi dan komersial BJB yang meningkat 27,6%,” ujar Ahmad Irfan, Direktur Utama BJB, Kamis (29/10).

Sayangnya, meski pertumbuhan kredit secara keseluruhan tumbuh positif, segmen kredit mikro justru berkontribusi negatif. Segmen kredit mikro rontok 24,8% dari Rp 4,79 triliun pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi hanya Rp 3,60 triliun.

Penurunan kredit mikro sedikit banyak dipengaruhi oleh program bersih-bersih kredit macet yang dilakukan perseroan.

“Di segmen kredit mikro, kami melakukan perbaikan bisnis model dan prosesnya. Kami lebih hati-hati dan membenahi kredit macet. Perbaikan ini baru kami lakukan dalam enam bulan, sehingga hasilnya belum terlihat dalam waktu dekat. Itu alasan kenapa rasio nonperforming loan/NPL kredit mikronya terkesan naik,” tutur Agus Gunawan, Direktur Mikro BJB.

Berdasarkan keterangan resmi perseroan, rasio kredit bermasalah untuk segmen mikro naik dari 22,1% pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi sebesar 26,8% pada periode yang sama tahun ini.

Kendati begitu, special mention untuk segmen mikro turun dari 15,5% menjadi hanya 10,8%. “Ini karena, kredit mikro turun, jadi kualitasnya terkesan memburuk,” imbuh dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie