JAKARTA. Pemerintah terus membenahi infrastruktur gas. Kini, ada sembilan proyek infrastruktur gas yang ditargetkan beroperasi mulai tahun 2014. Setelah sembilan proyek tersebut selesai dan beroperasi, diharapkan kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, maupun untuk bahan baku pupuk akan terpenuhi. Adapun proyek-proyek tersebut di antaranya proyek regasifikasi LNG Arun, pembangunan pipa Arun-Belawan, floating storage regasification unit atawa FSRU Lampung, proyek pipa gas Cirebon hingga Semarang, dan FSRU Banten (lihat tabel). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan delapan proyek sedang dalam proses pengembangan dan siap beroperasi di tahun depan. "Satu fasilitas juga telah beroperasi sejak tahun lalu, yaitu FSRU Jawa Barat yang telah diresmikan Pak Presiden," ujar dia, awal pekan ini.
Adapun proyek-proyek yang bakal segera diresmikan adalah revitalisasi kilang liquefied natural gas (LNG) Arun di Nangroe Aceh Darussalam, pipa transmisi gas Arun-Belawan di Sumatera Utara, FSRU Lampung, dan FSRU Jawa Tengah. Menteri ESDM menjelaskan, dari delapan itu proyek tersebut, satu proyek dikerjakan oleh perusahaan swasta nasional. "Harapannya pipa gas yang ada akan terintegrasi mulai dari Sumatera hingga ke arah timur Pulau Jawa," ujar Jero. Menurut Jero, kalau seluruh infrastruktur tersebut rampung dibangun, maka gas dapat dialirkan ke sentra-sentra industri yang memerlukan, termasuk untuk industri di berbagai daerah yang saat ini masih kekurangan pasokan gas. Misalnya saja industri di Medan, Sumatera Utara dan juga daerah Banten. Swasta juga boleh Selain mempersiapkan proyek-proyek tersebut, ternyata Pemerintah juga sudah menyetujui satu proyek infrastruktur gas, yakni fasilitas penampungan gas apung FSRU Banten. Bahkan, pemerintah juga telah menetapkan alokasi pasokan gas yang akan didatangkan ke bagian barat Jawa itu. Sayangnya, pemerintah enggan menjelaskan secara detail rencana pengembangan infrastruktur tersebut. "Itu kan baru exercise kan ke mana-mana saja pasokan gasnya. Saya nggak komentar soal perusahaan yang akan membangun FSRU Banten," kata Edi Hermantoro, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM. Perusahaan yang akan membangun dan mengelola fasilitas penerimaan gas di Banten yaitu PT Energy Dian Kemala. Perusahaan swasta tersebut merupakan anak usaha dari PT Bhakti Mingas Utama, distributor bahan bakar minyak (BBM) yang telah beroperasi di Indonesia sejak 25 tahun silam. Edi menyatakan, pihaknya tidak mempersoalkan pihak mana yang akan membangun fasilitas gas, baik BUMN maupun pihak swasta. "Mengapa swasta tidak boleh juga? kan untuk membangun Indonesia seluruh komponen nasional bisa terlibat, tidak hanya BUMN," ujar dia. Terkuaknya PT Energi Dian Kemala sebagai operator FSRU Banten berdasarkan surat Menteri ESDM Jero Wacik bernomor 0890/15/MEM.M/2013 yang ditujukan kepada Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini.
Dalam surat tersebut, alokasi LNG untuk FSRU Banten sebanyak 6 kargo pada tahun 2015. Di tahun selanjutnya hingga 2022, jumlah pasokan gasnya meningkat menjadi 16 kargo, dan pada 2023 jumlah gas yang akan dipasok mencapai delapan kargo. Rumor yang berkembang, perusahaan tersebut milik pejabat tinggi di pemerintahan sekarang. Namun Rudi membantah hal itu. "Jangan lah mengisukan pejabat mengelola LNG," kata dia. Yang pasti, ia bilang, disetujuinya perusahaan tersebut untuk membangun FSRU Banten adalah bukti dukungan pemerintah agar infra struktur gas cepat dimulai dan jangan terlambat lagi. "Proyek tersebut selesai 2014, supaya pemenuhan gas bisa cepat terealisasi. LNG dari FSRU Banten khusus untuk industri di sana," ungkap Rudi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini