KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (22/4) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup merah membara. Ketika bursa saham tutup warung, Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) anjlok 92,26 poin (-1,42%) dari penutupan sebelumnya, lalu mendarat di angka indeks 6.414,74.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turut ambrol 17,45 poin (-1,69%) menuju 1.012,55. Indeks
Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga jebol. Indeks terbitan Kompas ini berkurang 22,70 poin (-1,71%), lalu mendarat di 1.304,30.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (
INKP), Sri Rejeki Isman Tbk (
SRIL), dan Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA) berada di posisi tiga pertama daftar saham
LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,62 kali, 5,57 kali, dan 5,62 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh
ITMG,
ADRO,
WSKT,
INDY,
MNCN,
TKIM, dan
UNTR. Dari seluruh saham yang masuk dalam daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah, sembilan saham turun harga dari penutupan sebelumnya. Mereka adalah INKP, SRIL, ERAA, Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Adaro Energy Tbk (ADRO), Indika Energy Tbk (INDY), Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), Waskita Karya Tbk (WSKT), dan Tjiwi Kimia (TKIM). Adapun satu-satunya saham dalam daftar ini yang tidak berubah harga dari harga sebelumnya adalah United Tractor Tbk (UNTR).
10 Saham LQ45 dengan PER Terendah |
Kode | Harga (18/4) | Harga (22/4) | PBV | PER |
INKP | 7.500 | 7.200 | 0,72 | 4,62 |
SRIL | 336 | 334 | 0,91 | 5,57 |
ERAA | 1.545 | 1.495 | 0,99 | 5,62 |
ITMG | 19.725 | 19.675 | 1,58 | 5,86 |
ADRO | 1.295 | 1.270 | 0,65 | 6,72 |
WSKT | 2.160 | 2.120 | 1 | 7,26 |
INDY | 1.660 | 1.640 | 0,52 | 7,35 |
MNCN | 840 | 805 | 1,08 | 7,52 |
TKIM | 10.075 | 9.775 | 1,7 | 8,55 |
UNTR | 26.075 | 26.075 | 1,7 | 8,74 |
Sumber: RTI Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama. Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana