Semburan gas di Mahakam tak sekuat dulu



JAKARTA. Produksi blok gas Mahakam di Bontang, Kalimantan Timur mengalami penurunan sejak dua bulan terakhir. Namun, Badan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yakin, penurunan produksi gas itu tidak mempengaruhi produksi kilang LNG dari Bontang.

"Turunnya 200 mmscfd (juta kaki kubik per hari), karena lapangannya sudah agak tua," ujar Kepala BP Migas Priyono kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Kamis (14/6).

Selain karena lapangan tua, Priyono mengatakan, penurunan produksi karena cadangan gas di Mahakam tidak sebesar yang diduga. "Perencanaannya dulu rupanya ada yang salah prediksi, " ujarnya Priyono.


Ia mengatakan, untuk mendongkrak kembali produksi di blok yang dioperasikan oleh Total EP Indonesie tersebut, harus ada eksplorasi lagi untuk menambah cadangan. Namun begitu, Priyono yakin, penurunan produksi gas dari blok Mahakam tak mempengaruhi kontrak ekspor LNG.

"So far berdasarkan laporan dari Total, tidak ada impact ke ekspor (LNG),"ujarnya. Berdasarkan kontrak, LNG Bontang diekspor ke pembeli asal Taiwan, Korea dan Jepang.

Sedangkan pembeli domestik yang mendapatkan jatah gas LNG Bontang adalah FSRU Jawa Barat. Priyono mengatakan, penurunan produksi gas Blok Mahakam tidak berpengaruh pada pasokan LNG ke FSRU Jawa Barat. "Kkebetulan kebutuhan FSRU turun, karena kebutuhan PLN tidak sesuai rencana," ujarnya.

Blok Mahakam merupakan penyumbang gas terbesar dalam produksi LNG Bontang. Sekitar 82% pasokan kilang LNG Bontang berasal dari Blok Mahakam. Saat ini kepemilikan blok Mahakam dikuasai masing-masing 50% oleh Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.

Tahun ini, produksi LNG Bontang sebesar 15,35 juta ton atau 271 kargo. Padahal tahun lalu, kilang Bontang bisa memproduksi hingga 16,48 juta ton atau sekitar 313 kargo. Kilang Bontang memiliki delapan train dengan kapasitas produksi mencapai 22,5 juta ton LNG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri