SIDOARJO. Delapan tahun aktifitas semburan lumpur Lapindo, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) belum dapat memastikan kapan semburan akan berhenti. Volume semburan masih di kisaran 30-60 ribu meter kubik perhari, kata Deputi Operasional BPLS, Moch Sofyan Hadi, tercatat sejak 2008 lalu. Volume tersebut turun karena pada dua tahun pertama sejak 2006, sempat mencapai 100 ribu meter kubik per hari. "Secara geologi, tidak ada yang dapat memastikan kapan semburan akan berhenti. Para peneliti hanya bisa mencatat kapan semburan membesar dan mengecil," katanya, Kamis (29/5). Semburan lumpur sempat beberapa kali terhenti rata-rata antara 5-20 menit, kemudian menyembur lagi. "Bahkan pernah suatu hari material semburan pernah mengecil hingga 5.000 meter kubik dalam sehari, namun keesokan harinya kembali membesar hingga 30.000 meter kubik," tambahnya. Material lumpur yang keluar kemungkinan berasal dari kedalaman 4.000-5.000 meter di bawah permukaan tanah. Meski begitu, data pasti umur material hingga saat ini memang masih dilakukan penelitian oleh UPN Veteran Yogyakarta. Sofyan mengatakan, mengecilnya material lumpur yang saat ini keluar diperkirakan akibat semakin lebarnya dinding atau lubang lapisan tanah yang mengandung pasta lumpur. Dengan lubang yang semakin besar maka pasta lumpur yang keluarpun akhirnya semakin berkurang karena yang keluar saat ini hanya didominasi uap air. (Achmad Faizal)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Semburan Lapindo masih 60.000 meter kubik per hari
SIDOARJO. Delapan tahun aktifitas semburan lumpur Lapindo, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) belum dapat memastikan kapan semburan akan berhenti. Volume semburan masih di kisaran 30-60 ribu meter kubik perhari, kata Deputi Operasional BPLS, Moch Sofyan Hadi, tercatat sejak 2008 lalu. Volume tersebut turun karena pada dua tahun pertama sejak 2006, sempat mencapai 100 ribu meter kubik per hari. "Secara geologi, tidak ada yang dapat memastikan kapan semburan akan berhenti. Para peneliti hanya bisa mencatat kapan semburan membesar dan mengecil," katanya, Kamis (29/5). Semburan lumpur sempat beberapa kali terhenti rata-rata antara 5-20 menit, kemudian menyembur lagi. "Bahkan pernah suatu hari material semburan pernah mengecil hingga 5.000 meter kubik dalam sehari, namun keesokan harinya kembali membesar hingga 30.000 meter kubik," tambahnya. Material lumpur yang keluar kemungkinan berasal dari kedalaman 4.000-5.000 meter di bawah permukaan tanah. Meski begitu, data pasti umur material hingga saat ini memang masih dilakukan penelitian oleh UPN Veteran Yogyakarta. Sofyan mengatakan, mengecilnya material lumpur yang saat ini keluar diperkirakan akibat semakin lebarnya dinding atau lubang lapisan tanah yang mengandung pasta lumpur. Dengan lubang yang semakin besar maka pasta lumpur yang keluarpun akhirnya semakin berkurang karena yang keluar saat ini hanya didominasi uap air. (Achmad Faizal)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News