KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sudah dua pekan, (sejak 12/7/2019) kebocoran gas dan tumpahan minyak di sekitar anjungan lepas pantai YYA, Blok migas Offshore North West Java (ONWJ) milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) belum juga mampu teratasi. Tumpahan minyak sudah sampai ke pantai Tirtasari, Sedari, Tanjungsari, Cemara Jaya dan Karangsari. Kemungkinan minyak yang menyembur dari perut bumi mencapai 3.000 barel minyak per hari (BPH) dan gas 23 juta kaki kubik gas per hari. Sumur ini diharapkan bisa produksi penuh September 2019, namun apa daya musibah semburan gas dari perut bumi sulit dibendung. Baca Juga: Sudah 2 pekan kebocoran gas dan tumpahan minyak Pertamina di blok ONWJ belum teratasi
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H Samsu menceritakan kronologis masalah ini bisa sampai terjadi. Dharmawan mengatakan, bahwa kejadian ini terjadi pada 12 Juli 2019 pada pukul 01.30 WIB pada saat melakukan re-entry di sumur YYA-1 pada kegiatan re-perforasi. Lalu, muncul gelembung gas di Anjungan YYA dari rig Ensco-67 yang terletak di wilayah operasional offshore ONWJ. Adapun, Sumur YYA-1 adalah merupakan sumur eks eksplorasi YYA-4 yang dibor pada tahun 2011. Sumur inilah yang mengalami kebocoran. Kemudian, 14 Juli 2019 pukul 22.40 WIB, dilakukan evakuasi terhadap seluruh pekerja yang berkeja di anjungan dan disekitar area tersebut. Lalu, 15 Juli, Pertamina menyurati PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan surat ke SKK Migas dan Kementerian ESDM. Sehari setelahnya, mulai terlihat lapisan minyak di permukaan laut sekitar, di samping gelembung gas pun masih terus terjadi.