JAKARTA. Lafarge Cement, produsen semen asal Prancis yang menguasai 99 persen saham PT Semen Andalas Indonesia, memastikan siap memproduksi 1.6 juta ton semen pada tahun 2009. Hal itu ditujukan untuk memenuhi permintaan semen yang terus meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal tersebut dijelaskan oleh Group Executive vice President Lafarge, Isidoro Miranda usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jumat (20/6). ”Tahun depan kami optimis memproduksi 1.6 juta ton,” katanya. Isidoro memaparkan, target produksi tersebut dapat dicapai karena pembangunan pabrik semen Andalas tahap II bisa diselesaikan tahun depan. Lafarge telah membangun kembali pabrik Semen Andalas di Lhok Ngah Nanggroe Aceh Darusallam, yang hancur akibat Tsunami pada Desember 2004. Perusahaan yang memiliki jaringan di 70 negara ini juga menanamkan investasi sebesar US$ 20 juta untuk pembangunan pabrik tahap I. Sementara, untuk pembangunan pabrik tahap II, perusahaan ini menanamkan investasi sebesar US$ 150 juta. Rencananya, dana investasi itu akan digunakan untuk membangun fasilitas pelabuhan dan terminal serta perbaikan konstruksi pabrik. Selain itu, sebagian dana juga akan digunakan untuk pembangunan power plant batubara.Serangkaian ekspansi yang dilakukan tersebut bukan tanpa alasan. Kata Isidoro, ”Wapres bilang, pertumbuhan industri semen mencapai 6 persen karena banyak proyek pembangunan. Ini merupakan pasar yang baik bagi kami.” Asal tahu saja, Lafarge memiliki kapasitas produksi secara global sebesar 200 juta ton per tahun. Pada 2007 kemarin, perusahaan yang berkantor pusat di Prancis ini menyatakan akan menambah kapasitas produksi sebesar 45 juta ton di seluruh dunia. ”Sekitar 50 persen dari target peningkatan produksi, kami fokuskan di wilayah Asia,” ujarnya. Sementara itu, Director Communication & Community Development Lafarge, Wisnu Dwintara menambahkan, dari target produksi sebesar 1.6 juta ton, 70 persen diantaranya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Aceh. Sedangkan sisanya untuk didistribusikan ke Riau, Sumatera Utara, Batam dan beberapa daerah lain.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Semen Andalas Siap Pasok 1, 6 juta ton semen tahun depan
JAKARTA. Lafarge Cement, produsen semen asal Prancis yang menguasai 99 persen saham PT Semen Andalas Indonesia, memastikan siap memproduksi 1.6 juta ton semen pada tahun 2009. Hal itu ditujukan untuk memenuhi permintaan semen yang terus meningkat seiring dengan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal tersebut dijelaskan oleh Group Executive vice President Lafarge, Isidoro Miranda usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jumat (20/6). ”Tahun depan kami optimis memproduksi 1.6 juta ton,” katanya. Isidoro memaparkan, target produksi tersebut dapat dicapai karena pembangunan pabrik semen Andalas tahap II bisa diselesaikan tahun depan. Lafarge telah membangun kembali pabrik Semen Andalas di Lhok Ngah Nanggroe Aceh Darusallam, yang hancur akibat Tsunami pada Desember 2004. Perusahaan yang memiliki jaringan di 70 negara ini juga menanamkan investasi sebesar US$ 20 juta untuk pembangunan pabrik tahap I. Sementara, untuk pembangunan pabrik tahap II, perusahaan ini menanamkan investasi sebesar US$ 150 juta. Rencananya, dana investasi itu akan digunakan untuk membangun fasilitas pelabuhan dan terminal serta perbaikan konstruksi pabrik. Selain itu, sebagian dana juga akan digunakan untuk pembangunan power plant batubara.Serangkaian ekspansi yang dilakukan tersebut bukan tanpa alasan. Kata Isidoro, ”Wapres bilang, pertumbuhan industri semen mencapai 6 persen karena banyak proyek pembangunan. Ini merupakan pasar yang baik bagi kami.” Asal tahu saja, Lafarge memiliki kapasitas produksi secara global sebesar 200 juta ton per tahun. Pada 2007 kemarin, perusahaan yang berkantor pusat di Prancis ini menyatakan akan menambah kapasitas produksi sebesar 45 juta ton di seluruh dunia. ”Sekitar 50 persen dari target peningkatan produksi, kami fokuskan di wilayah Asia,” ujarnya. Sementara itu, Director Communication & Community Development Lafarge, Wisnu Dwintara menambahkan, dari target produksi sebesar 1.6 juta ton, 70 persen diantaranya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Aceh. Sedangkan sisanya untuk didistribusikan ke Riau, Sumatera Utara, Batam dan beberapa daerah lain.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News