KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak 1974 atau selama 44 tahun berdiri, baru kali ini PT Semen Batu Raja Tbk (SMBR) melakukan ekspor semen. Bekerja sama dengan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, yaitu PT Pelindo II dan PT Sucofindo, SMBR mengekspor semen setengah jadi (klinker) ke Australia. Pada ekspor perdana Rabu, 9 Mei 2018, klinker diangkut dari Pelabuhan Panjang, Lampung menuju Pelabuhan Bulwer Island, Brisbane, Australia. Direktur Utama Semen Baturaja (SMBR), Rahmad Pribadi mengatakan, ekspor perdana dilakukan bersamaan dengan terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Terkait pelemahan rupiah yang minggu ini telah menembus Rp 14.000, hal itu harus disiasati secara cerdas, agar bisa menjadi berkah buat perseroan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (10/5). Lebih lanjut ia mengatakan melemahnya rupiah justru dapat menguntungkan eskportir sekaligus meningkatkan ekspor Indonesia ke negara lain. “Saya pikir saat ini adalah momentum yang paling tepat untuk memulai ekspor, termasuk ekspor klinker yang baru saja kami lakukan,” tuturnya.
Semen Baturaja mulai ekspor klinker ke Australia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak 1974 atau selama 44 tahun berdiri, baru kali ini PT Semen Batu Raja Tbk (SMBR) melakukan ekspor semen. Bekerja sama dengan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, yaitu PT Pelindo II dan PT Sucofindo, SMBR mengekspor semen setengah jadi (klinker) ke Australia. Pada ekspor perdana Rabu, 9 Mei 2018, klinker diangkut dari Pelabuhan Panjang, Lampung menuju Pelabuhan Bulwer Island, Brisbane, Australia. Direktur Utama Semen Baturaja (SMBR), Rahmad Pribadi mengatakan, ekspor perdana dilakukan bersamaan dengan terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Terkait pelemahan rupiah yang minggu ini telah menembus Rp 14.000, hal itu harus disiasati secara cerdas, agar bisa menjadi berkah buat perseroan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (10/5). Lebih lanjut ia mengatakan melemahnya rupiah justru dapat menguntungkan eskportir sekaligus meningkatkan ekspor Indonesia ke negara lain. “Saya pikir saat ini adalah momentum yang paling tepat untuk memulai ekspor, termasuk ekspor klinker yang baru saja kami lakukan,” tuturnya.