Semen Baturaja siapkan akuisisi tambang dan bangun pabrik baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga batubara tahun lalu tak menguntungkan bagi perusahaan semen yang menjadikan komoditas tersebut sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, PT Semen Baturaja Tbk  (SMBR) berencana untuk mengakuisisi tambang batubara.

Ruddy Solang, Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk mengatakan rencana akuisisi tambang di area Sumatera Selatan. Asal tahu, Semen Baturaja punya pabrik di daerah tersebut. "Karena komponen dari coal aja sudah 30%-40% dari total biaya produksi. Jadi perlu Corporate Action untuk mengurangi biaya ketergantungan tadi," kata Ruddy kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Ruddy mengungkapkan saat ini hanya ingin mengakuisisi satu tambang. Dana akuisisi berasal dari alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 300 miliar. "Opsi pendanaan lagi disesuaikan. Bisa dari perbankan, MTN, HMETD, obligasi, dan lainya," kata Ruddy.


Mengingat, kinerja SMBR masih dibayangi beban yang tinggi. Dari catatan KONTAN, sepanjang 2017, laba bersih SMBR turun 43,4% menjadi Rp 146,64 miliar, dari periode sebelumnya sebesar Rp 259,09 miliar. Padahal, pendapatan emiten semen pelat merah ini masih naik tipis 1,89% year on year (yoy) menjadi Rp 1,55 triliun.

Batubara memang kerap digunakan sebagai bahan bakar di pabrik pengolahan semen, lantaran lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar lainnya. Nah, kenaikan harga batubara yang terjadi sejak akhir tahun lalu membuat SMBR harus menanggung beban pokok penjualan lebih besar. "Selama ini kami ambiil batubara dari PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Walaupun ada akuisisi kami tetap ambil dari mereka karena kerjasama sudah lama," kata Ruddy.

Selain itu, emiten SMBR ini juga berencana mengembangkan Cement Mill & Packing Plant di Jambi. Sehingga total investasi pengembangan tahun 2018 baik tambang batubara dan pabrik baru sebesar Rp 629,5 miliar. "Saat ini pabrik di Jambi dalam proses finalisasi perijinan teknis seperti AMDAL dan lainnya," tambahnya.

Volume penjualan SMBR tahun ini ditargetkan meningkat menjadi 2,75 juta ton naik dari periode sama tahun lalu sebesar 1,76 juta ton. Sehingga hasil penjualan meningkat menjadi Rp 2,57 triliun atau naik dari tahun lalu sebesar Rp 1,6 triliun. Sedangkan laba bersih perusahaan ini ditargetkan mencapai Rp 211 miliar atau naik dari periode 2017 sebesar Rp 147 triliun

Catatan saja, SMBR memiliki pabrik penggilingan dan pengantongan semen di Palembang dengan kapasitas 350.000 ton semen per tahun. Kemudian ada pabrik Panjang dengan kapasitas 350.000 ton per tahun. Selain itu, ada pabrik Baturaja dengan kapasitas 3,15 juta ton semen per tahun dan juga pabrik terak dengan kapasitas 2,7 juta ton terak per tahun. Wilayah utama penjualannya berada di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi dan Bangka Belitung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat