KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Di tengah lesunya industri semen, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 12,8%
year on year (yoy), dari sebelumnya Rp 738,51 triliun menjadi Rp 833,46 triliun. Sayangnya, kenaikan pendapatan ini tidak dikuti dengan laba bersihnya. Tercatat, laba bersih perusahaan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru tertekan menjadi Rp 7,55 miliar dari sebelumnya Rp 24,09 miliar.
Baca Juga: Semen Baturaja (SMBR) catat pertumbuhan penjualan 2% Asal tahu saja, laba perusahaan tertekan akibat meningkatnya beban keuangan dan pajak penghasilan. Berkaca dari hal tersebut, SMBR berupaya melakukan efisiensi dengan menerapkan inisiatif tiga gajah. Inisiatif tiga gajah adalah langkah startegis manajemen, salah satunya dengan melakukan efisiensi biaya melalui cement making centre dan penggunaan batu bara kalori rendah. Cement making center adalah fasilitas terintegrasi dengan jaringan transportasi kereta api Palembang Panjang . Sejauh ini perkembangan enginering sudah sampai 90%, sementara perkembanga kontruksinya mencapai 70%. Adapun fasilitas ini ditargetkan akan selesai di bulan September mendatang. Sementara itu, perusahaan berencana menggunakan batu bara berkalori rendah. Saat ini rentang kalori yang digunakan untuk proses produksi sebesar 4.500 hingga 5.500. Adapun perusahaan tengah melakukan reengenering pabrik-pabriknya supaya bisa mneyerap nilai kalori di rentang nilai 4.200 sampai 4.500. " Salah satu biaya yang cukup siginifikan dalam pembuatan semen adalah energi," kata Direktur Batu bara meruapkan salah satu energi yang paling besar, " Direktur PT Semen Baturaja (Persero) Tbk M Jamil, Rabu (21/8).
Perusahaan juga akan meningkatkan penjualan dengan memperkuat saluran distribusinya dan memperluas pasar. Saat ini, SMBR sedang mencoba diversifikasi jenis produk semen dan mengembangkan bisnis dari hulu ke hilir untuk memperluas area pasarnya. Adapun nantinya, produk turunan SMBR tidak hanya produk semen tetapi juga produk non semen lainnya, seperti semen mortar, pembuatan bata ringan, dan batching plant. Sekadar informasi, pangsa pasar SMBR sepanjang semester I 2019 meningkat 5% yoy menjadi 35%. Pertumbuhan paling tinggi terjadi di Sumatera Selatan, sebesar 11% yoy menjadi 64%. Tidak ketinggalan dari internal, perusahaan mengupayakan perbaikan proses bisnis, kebijakan, dan sistem untuk percepatan pengambilan keputasan. Diharapkan, hal ini bisa meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan ke depannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini