JAKARTA. Kenaikan harga energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan tarif tenaga listrik (TTL) membuat beban produksi PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ikut terdongkrak. Mau tak mau, perusahaan harus mengerek harga jualnya. Meski begitu, kenaikan harga jual masih di bawah angka inflasi. Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Tbk, Agung Wiharto bilang, kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak berat bagi perusahaan. Pasalnya, "Struktur konsumen yang ada masih besar di sektor ritel. Penurunan daya beli masyarakat akan berdampak besar," katanya kepada KONTAN, Rabu (3/7). Menurut Agung, dalam struktur biaya produksi perusahaan, biaya transportasi menyumbang sekitar 17% dari total biaya produksi. Dari jumlah itu, sekitar 40% adalah biaya BBM. Sedangkan biaya listrik berkontribusi sekitar 11% dari total biaya produksi.
Semen Indonesia Jaga Harga Jual
JAKARTA. Kenaikan harga energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan tarif tenaga listrik (TTL) membuat beban produksi PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ikut terdongkrak. Mau tak mau, perusahaan harus mengerek harga jualnya. Meski begitu, kenaikan harga jual masih di bawah angka inflasi. Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Tbk, Agung Wiharto bilang, kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak berat bagi perusahaan. Pasalnya, "Struktur konsumen yang ada masih besar di sektor ritel. Penurunan daya beli masyarakat akan berdampak besar," katanya kepada KONTAN, Rabu (3/7). Menurut Agung, dalam struktur biaya produksi perusahaan, biaya transportasi menyumbang sekitar 17% dari total biaya produksi. Dari jumlah itu, sekitar 40% adalah biaya BBM. Sedangkan biaya listrik berkontribusi sekitar 11% dari total biaya produksi.