SEMARANG. Meskipun persaingan di bisnis semen kian ketat, PT Semen Indonesia optimistis tetap menjadi pemimpin pasar semen di Indonesia. Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto di Semarang, mengatakan saat ini pangsa pasar PT Semen Indonesia beserta produk perusahaan afiliasinya sekitar 43% dan akan mampu bertahan pada masa mendatang. Data yang dipaparkan Agung menyebutkan kapasitas produksi semen nasional pada 2015 tercatat sekitar 70 juta ton, 30 juta ton di antaranya dihasilkan oleh PT Semen Indonesia. Pada 2016, kapasitas produksi semen nasional sekitar 88,2 juta ton bersamaan dengan beroperasinya pabrik semen baru dengan tambahan produksi sekitar 7,8 juta ton. Dari data kapasitas produksi sebanyak itu, yang dihasilkan sejumlah pabrik pada 2016 sekitar 75,5 juta ton, sedangkan kapasitas pabrik yang bernaung di bawah badan usaha milik negara mencapai 36% dan sisanya dibagi oleh pabrik semen milik swasta dan asing. Pada 2016, pasar semen domestik akan dikucuri produksi Semen Merah Putih sebanyak 2,5 juta ton, Semen Anhui Conh (China) 1,7 juta ton, Siam Cement 1,8 juta ton, dan Semen Pan Asia sebanyak 1,8 juta ton atau ada tambahan baru sebanyak 7,8 juta ton. Agung menjelaskan posisi kuat pasar Semen Indonesia terutama di Jawa dengan merek andalan Semen Gresik. Ia menyatakan dominasi Semen Indonesia akan semakin kokoh bersamaan dengan beroperasinya pabrik baru di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada tahun depan. "Insya Allah pada akhir tahun ini (2015) pabrik baru kami bisa masuki tahap commission (pemeriksaan) dan pada pertengahan 2016 sudah mulai bisa beroperasi," katanya. Saat ini pembangunannya mencapai 47%. Kapasitas pabrik baru semen di Rembang diproyeksikan mencapai 3 juta ton/tahun. Ia mengakui periode Januari-Mei 2015 omzet penjualan Semen Indonesia mengalami penurunan, sekitar 3,8%, akibat situasi kurang kondusif ekonomi domestik dan global. Pada Januari-Mei 2014 penjualan PT Semen Indonesia 23,78 juta ton, sedangkan pada periode sama 2015 turun menjadi 22,8 juta ton. "Akan tetapi, untuk Jawa Tengah, penjualan kami tetap positif, naik sekitar satu persen. Banten dan beberapa wilayah di luar Jawa juga masih mengalami sedikit kenaikan," katanya. Kendati demikian, Agung optimistis pada semester II 2015 pasar semen akan kembali bergeliat bersamaan dengan mulai gencarnya pembangunan infrastruktur. "Pertumbuhan tahun depan (2016) kami perkirakan 6-8%," demikian Agung. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Semen Indonesia optimis pertahankan pangsa pasar
SEMARANG. Meskipun persaingan di bisnis semen kian ketat, PT Semen Indonesia optimistis tetap menjadi pemimpin pasar semen di Indonesia. Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto di Semarang, mengatakan saat ini pangsa pasar PT Semen Indonesia beserta produk perusahaan afiliasinya sekitar 43% dan akan mampu bertahan pada masa mendatang. Data yang dipaparkan Agung menyebutkan kapasitas produksi semen nasional pada 2015 tercatat sekitar 70 juta ton, 30 juta ton di antaranya dihasilkan oleh PT Semen Indonesia. Pada 2016, kapasitas produksi semen nasional sekitar 88,2 juta ton bersamaan dengan beroperasinya pabrik semen baru dengan tambahan produksi sekitar 7,8 juta ton. Dari data kapasitas produksi sebanyak itu, yang dihasilkan sejumlah pabrik pada 2016 sekitar 75,5 juta ton, sedangkan kapasitas pabrik yang bernaung di bawah badan usaha milik negara mencapai 36% dan sisanya dibagi oleh pabrik semen milik swasta dan asing. Pada 2016, pasar semen domestik akan dikucuri produksi Semen Merah Putih sebanyak 2,5 juta ton, Semen Anhui Conh (China) 1,7 juta ton, Siam Cement 1,8 juta ton, dan Semen Pan Asia sebanyak 1,8 juta ton atau ada tambahan baru sebanyak 7,8 juta ton. Agung menjelaskan posisi kuat pasar Semen Indonesia terutama di Jawa dengan merek andalan Semen Gresik. Ia menyatakan dominasi Semen Indonesia akan semakin kokoh bersamaan dengan beroperasinya pabrik baru di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada tahun depan. "Insya Allah pada akhir tahun ini (2015) pabrik baru kami bisa masuki tahap commission (pemeriksaan) dan pada pertengahan 2016 sudah mulai bisa beroperasi," katanya. Saat ini pembangunannya mencapai 47%. Kapasitas pabrik baru semen di Rembang diproyeksikan mencapai 3 juta ton/tahun. Ia mengakui periode Januari-Mei 2015 omzet penjualan Semen Indonesia mengalami penurunan, sekitar 3,8%, akibat situasi kurang kondusif ekonomi domestik dan global. Pada Januari-Mei 2014 penjualan PT Semen Indonesia 23,78 juta ton, sedangkan pada periode sama 2015 turun menjadi 22,8 juta ton. "Akan tetapi, untuk Jawa Tengah, penjualan kami tetap positif, naik sekitar satu persen. Banten dan beberapa wilayah di luar Jawa juga masih mengalami sedikit kenaikan," katanya. Kendati demikian, Agung optimistis pada semester II 2015 pasar semen akan kembali bergeliat bersamaan dengan mulai gencarnya pembangunan infrastruktur. "Pertumbuhan tahun depan (2016) kami perkirakan 6-8%," demikian Agung. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News