Semen Indonesia (SMGR) belum berminat akuisisi perusahaan lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menegaskan belum melirik perusahaan lain untuk diakuisisi tahun ini. Emiten pelat merah ini akan berfokus pada integrasi pasca akuisisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), yang kala itu bernama PT Holcim Indonesia Tbk.

“Untuk ke depan, rencana akuisisi pemain semen lain belum ada. Saat ini, kami fokus dalam integrasi sinergi dengan Semen Indonesia Group,” ujar Adi saat paparan publik yang digelar virtual, Rabu (26/8).

Adi menambahkan, proses integrasi portofolio dan produk, serta integrasi fasilitas dengan SMCB belum sepenuhnya tergali. Selain itu, integrasi dengan SMCB juga membuka peluang untuk bisa meraih lebih banyak pasar. “Dengan apa yang kami miliki hari ini, kami masih berpotensi untuk mendapat pasar yang lebih baik,” sambung Adi.


Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) proyeksikan permintaan semen nasional akan turun 15% tahun ini

Di kesempatan yang sama, SVP Strategic Management Office (SMO) and Communication Semen Indonesia Ami Tantri menambahkan, masih ada potensi pertumbuhan pasar pasca akuisisi SMCB. Sehingga dalam kondisi saat ini, SMGR masih berfokus pada cashflow. “Jadi, kalau kami bisa tumbuh tanpa mengeluarkan cashflow, itulah yang kami inginkan,” ujar Ami.  

Meski secara nasional konsumsi semen menurun, Adi menilai masih terdapat potensi SMGR untuk meningkatkan kinerja. Sebab, pasar semen khususnya di Luar Jawa dinilai  tidak terlalu berdampak pandemi dan  permintaan juga masih bertumbuh. Sehingga, SMGR akan memanfaatkan dan mengoptimalkan portofolio pemasaran yang  sudah ada, yang tersebar di penjuru negeri.

Sebagai gambaran, konsumsi semen domestik mencapai angka 27,15 juta ton sepanjang semester pertama 2020. Realisasi ini menurun 7,7% bila dibandingkan dengan realisasi konsumsi semen pada semester I-2019 yang mencapai 29,42 juta ton.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham untuk INTP, SMGR, dan SMBR

Bila dirinci berdasarkan wilayah, penjualan di Pulau Jawa mencapai 14,6 juta ton, terkoreksi  10,42% secara year-on-year (yoy). Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan, penjualan di daerah lain juga mengalami penurunan, namun tidak setajam penurunan di wilayah Jawa. Di Sumatra misalnya, penjualan semen turun 0,67% menjadi 5,98 juta ton. Di wilayah Kalimantan, penjualan semen terkoreksi 9.06% menjadi 1,7 juta ton.

Koreksi paling dalam terjadi pada penjualan di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, dimana penjualan di wilayah ini anjlok hingga 12,5% menjadi hanya 1,57 juta ton. Namun, pertumbuhan positif terjadi di wilayah Indonesia Timur, dimana penjualan di daerah ini tumbuh 11,65% menjadi 867.672 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati