Semen Indonesia (SMGR) Berhasil Uji Coba Aplikasi Beton Cepat Kering



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dengan kode saham SMGR melalui unit usahanya PT Pendawa Lestari Perkasa (PLP) berhasil melakukan uji coba rekonstruksi jalan raya menggunakan beton cepat kering dengan metode rapid setting yang memiliki kecepatan pengeringan dalam 12 jam dan dapat segera dilalui oleh kendaraan lagi seperti semula.

Rekonstruksi menggunakan beton cepat kering atau SpeedCrete dilakukan oleh PLP pada 15-16 Desember 2022 lalu di Jalan Raya Karangawen, Semarang-Godong, KM Smg 21+715-21+717, Demak, Jawa Tengah pada lajur arah Semarang dan lajur arah Purwodadi yang terdiri dari masing-masing dua slab per hari dengan total panjang 11,4 meter dan lebar 3,4 meter. 

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, perbaikan jalan menggunakan SpeedCrete dengan metode rapid setting terbukti berhasil memberikan hasil maksimal dengan proses pengerjaan lebih cepat untuk mengurangi potensi dampak kemacetan, khususnya di wilayah perkotaan dengan tingkat kepadatan lalu lintas tinggi, yang dapat menganggu kelancaran mobilitas masyarakat. 


Baca Juga: Volume Penjualan Semen Nasional Diproyeksi Tumbuh Tipis Tahun Ini

Selain cepat kering, SpeedCrete juga memiliki ketahanan lebih baik karena dikerjakan menggunakan sumber daya dan metode yang sangat khusus.

SpeedCrete menggunakan material semen, batu agregat dan bahan aditif khusus karya anak negeri untuk mempercepat waktu ikat beton. Proses pengerjaannya juga didukung dengan peralatan mutakhir, seperti laser screed yang dapat menjamin kerataan dan kemiringan hasil jalan, serta aspek keselamatan kerja dalam proses pengerjaannya. 

Kekuatan dan performa tinggi SpeedCrete sangat cocok diaplikasikan pada jalan-jalan dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi untuk meminimalkan kemacetan karena perbaikan jalan.

SpeedCrete menawarkan beberapa level kecepatan kering yang dapat disesuaikan dengan tingkat kepadatan lalu lintas jalan di suatu daerah, mulai dari 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam dan 12 jam. Seperti pada perbaikan empat koridor jalur Bus TransJakarta di Provinsi DKI Jakarta yang menggunakan kecepatan kering 8 jam pada 2019. 

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.864 Hingga Tutup Pasar Kamis (26/1), Sektor Energi Terjun 1,89%

Salah satu dari empat koridor tersebut diantaranya adalah koridor satu, mulai dari Blok M - Kota dan koridor tiga, dari Kalideres ke Harmoni. Selain itu, SpeedCrete dengan juga sudah diaplikasikan di jalan tol yang ada di Indonesia dalam rentang 2009 sampai dengan sekarang.

Vita Mahreyni menjelaskan, pada 2019, PLP bekerja sama dengan Dinas Bina Marga DKI Jakarta untuk melakukan perbaikan jalur Bus TransJakarta menggunakan SpeedCrete dengan kecepatan kering 8 jam. Pengerjaan dilakukan pada tengah malam hingga pagi hari, dimulai pukul 21.00 WIB hingga 06.00 WIB, untuk menghindari kemacetan. 

“Pengerjaan dilakukan pada waktu malam agar pada pagi hari sudah bisa dilalui kembali, sehingga mengurangi dampak kemacetan lalu lintas dan gangguan aktivitas masyarakat” jelas Vita Mahreyni. 

Sementara itu, Kepala Seksi Pengawasan Teknis, Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya, Jawa Tengah, Prawindari Kusumastuti mengapresiasi langkah SIG yang telah berinovasi menciptakan solusi beton cepat kering untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang cepat dan berkualitas. 

Baca Juga: IHSG Menghijau 0,22% pada Awal Perdagangan Kamis (26/1), Mengekor Bursa Regional  

“Semoga ke depan, SpeedCrete dapat diaplikasikan oleh Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya, Jawa Tengah”, ujarnya.

Selain SpeedCrete, SIG juga memiliki beragam produk solusi beton yang bisa digunakan untuk berbagai aplikasi seperti ThruCrete (beton berpori) yang memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga membantu konservasi air tanah dan mengendalikan air limpasan (water runoff). 

DekoCrete, solusi beton dekoratif dengan berbagai pilihan warna dan pola untuk taman, trotoar, area parkir dan jalan. Selain itu juga LocooCrete, solusi beton rendah emisi karbon untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli