KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir kuartal ketiga tahun 2023, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (
SMGR) tetap kokoh mempertahankan dominasinya di industri bahan bangunan Indonesia. Hal ini tercermin dari laporan kinerja perusahaan selama periode Januari-September 2023. Pada periode Januari-September 2023, Semen Indonesia berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 5,9% menjadi 29,2 ton juta ton, serta kenaikan pendapatan sebesar 4% menjadi Rp 27,7 triliun. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan dan kenaikan pendapatan, SMGR berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,71 triliun atau naik 1,8% dari periode sebelumnya.
Baca Juga: Indocement (INTP) dan Semen Indonesia (SMGR) Memacu Suplai Semen ke IKN Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio, Andriano Hosny Panangian mengatakan, pihaknya terus memperkuat inovasi untuk menghasilkan produk bahan bangunan bermutu, layanan berkualitas, serta menciptakan peluang-peluang baru untuk meningkatkan daya saing. “Di tengah kondisi persaingan pasar yang ketat sebagai akibat dari kelebihan kapasitas produksi semen, pengembangan diversifikasi produk dan layanan menjadi sebuah keharusan untuk menjajaki peluang-peluang bisnis baru,” ungkap Andriano, dalam siaran pers, Selasa (28/11).
Andriano menambahkan, untuk mencapai visi menjadi penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional,SMGR terus meningkatkan kapabilitas untuk mempertahankan kepemimpinan pasar. Saat ini SMGR menguasai lebih dari 50% pangsa pasar semen di Indonesia, dengan tujuh merek semen yang menjadi pemimpin pasar di masing-masing regionnya, antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Semen Baturaja, serta Thang Long Cement.
Baca Juga: Semen Indonesia dan Pertamina Lubricants Berkolaborasi Kembangkan Pelumas Industri Operasional SMGR juga didukung pabrik semen terintegrasi di 9 lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 8 pabrik penggilingan semen, dan tujuh pelabuhan. Sedangkan jalur distribusi diperkuat oleh 385 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), serta 70.000 toko ritel di Indonesia. Sebagai bentuk pengembangan diversifikasi produk, SMGR juga menjalankan sejumlah lini bisnis lain, seperti lini bisnis turunan semen yang meliputi beton siap pakai, mortar, dan pracetak, serta ekosistem bisnis
end-to-end. “Yang meliputi pertambangan, kemasan, pengelolaan limbah ramah lingkungan, logistik, layanan teknologi informasi dan kawasan industri,” jelasnya. SMGR melihat industri semen nasional memiliki prospek yang baik, didorong oleh permintaan semen untuk pengembangan properti dan perumahan menyusul backlog pembangunan perumahan nasional yang mencapai 12,75 juta unit pada tahun 2022.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Raih Laba Bersih Rp 1,71 Triliun per Kuartal III-2023 Selain itu, masifnya pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia yang menjadi agenda prioritas pembangunan pemerintah juga menjadi penopang pertumbuhan bagi industri semen nasional. “Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) juga akan menjadi motor penggerak pertumbuhan industri semen nasional. SMGR sendiri berada pada posisi strategis untuk mendukung pembangunan IKN dengan memasok bahan bangunan sesuai kebutuhan karena memiliki fasilitas di Balikpapan dan Samarinda yang cukup dekat dengan lokasi proyek,” ujar Andriano. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli