KONTAN.CO.ID - SEMARANG. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (
SMGR) optimistis bisa memperoleh benefit hingga sekitar Rp 1,7 triliun dalam 5 tahun ke depan dari integrasi dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (
SMBR). Direktur Keuangan SMGR, Andriano Hosny Panangian mengatakan, integrasi SMGR dan SMBR akan menciptakan efisiensi biaya serta perluasan pasar hingga 70%. “Kemudian
cost management bisa dilakukan karena kan kami enggak perlu kirim barang dari jarak jauh dari Jawa, kami bisa tingkatkan utilisasi Baturaja secara optimal, sehingga biaya produksinya optimal, kemudian sisi
distribution cost juga bisa kami inisiasikan, dan juga dari
promotion cost bisa kami inisiasikan karena kami enggak perlu menambah
cost lagi untuk promosi,” terang Andriano alam acara media sharing, Kamis (15/12).
Seperti diketahui, Integrasi Semen Baturaja ke dalam SIG dilakukan melalui mekanisme
rights issue. Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Ingin Jaga Utilisasi di Level 75% pada Tahun 2023 Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 51,01%, Pemerintah Indonesia akan mengambil bagian dalam aksi korporasi ini melalui transaksi inbreng dengan mengalihkan sebanyak 7.499.999.999 saham Seri B atau mewakili 75,51% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR. Sementara untuk porsi publik akan disetorkan dalam bentuk tunai. Dus, lewat transaksi inbreng tersebut, SMGR bakal menjadi pemegang saham mayoritas pada SMBR. Per akhir Desember 2021 lalu, aset SMBR tercatat sebesar Rp 5,81 triliun berdasarkan laporan tahunan SMBR. Jumlah tersebut terdiri atas ekuitas Rp 3,46 triliun dan liabilitas Rp 2,35 triliun. Saat ini SMBR merupakan
market leader di pasar semen Sumatra Selatan. Berdasarkan data yang dikantongi SMGR, SMBR memegang
market share 53% di Sumatra Selatan. Kapasitas produksi semen SMBR berjumlah 4,5 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi clinker SMBR berjumlah 2,7 juta ton per tahun.
Secara berturut-turut, pendapatan bersih SMBR dalam 5 tahun terakhir yakni sebesar Rp 1,55 triliun di 2017, Rp 1,99 triliun di 2018, Rp 1,99 triliun di 2019, 1,72 triliun di Rp 2020, dan Rp 1,75 triliun di 2021. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih SMBR dalam 5 tahun terakhir secara berturut-turut ialah sebesar Rp 146,64 miliar di 2017, Rp 76,07 miliar di 2018, Rp 30,07 miliar di 2019, Rp 10,98 miliar di 2020, dan Rp 51,81 miliar di 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari