Semen Jawa dan Tambang Sukabumi Manfaatkan Limbah Industri Jadi Bahan Bakar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Jawa dan PT Tambang Sukabumi memasuki babak baru dalam penerapan SCG ESG 4 Plus untuk mencapai keberlanjutan dan mendukung kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sukabumi.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan industri hijau, perusahaan mengusung inovasi teknologi Alternative Raw and Alternative Fuel (AR/ AF), yaitu pemanfaatan limbah industri menjadi bahan bakar pengganti energi fosil dan bahan baku alternatif untuk pembuatan semen.

Di sisi lain, pihaknya juga tengah mengembangkan inovasi Refuse-Derived Fuel (RDF), teknologi pengolahan sampah perkotaan / Municipal Solid Waste (MSW) untuk menghasilkan energi panas sebagai bahan bakar produksi semen.


Proyek ini dibangun di TPA Cimenteng untuk membantu Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam mengatasi persoalan limbah. Kedua inovasi ini selaras dengan target net-zero pada tahun 2050 yang ditargetkan pemerintah Indonesia.

Selama satu dekade, PT Semen Jawa dan PT Tambang Sukabumi telah berkontribusi terhadap pembangunan multisektor, khususnya pada lima desa yang berada di wilayah operasional meliputi, Desa Sirnaresmi, Desa Kebonmanggu, Desa Wangunreja, Tanjungsari, dan Desa Sukamaju.

Baca Juga: SIG Berhasil Uji Coba Aplikasi Beton Cepat Kering di Jalan Raya Semarang-Godong

Tahun ini, pihaknya telah menyiapkan 93 program berlandaskan ESG 4 Plus, terdiri dari program yang sama dan program baru, mencakup inovasi teknologi, pembangunan multisektor, dan kolaborasi dengan stakeholder.

Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, Somchai Dumrongsil menyampaikan, pihaknya telah menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sejak tahun 2013.

“Implementasi ESG 4 Plus sesungguhnya telah tercermin pada program pembangunan multisektor yang selama ini kami jalankan dan tertuang dalam rencana jangka panjang perusahaan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (25/1).

Rencana tersebut tentunya berangkat dari tantangan serta potensi yang ada di masyarakat Sukabumi. Tahun ini, pihaknya akan mengusung beberapa program dengan mempererat kolaborasi seluruh elemen dan merangkul masyarakat lebih luas.

Selain mengurangi emisi karbon, untuk menekan kesenjangan sosial dan merangkul kolaborasi, perusahaan kembali melanjutkan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang tahun ini menyasar lima desa, yaitu Desa Kebonmanggu, Sirnaresmi, Sukamaju, Tanjungsari, dan Wangunreja.

Program pembangunan multisektor ini meliputi infrastruktur, agama dan budaya, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, dengan total biaya sebesar Rp 1,6 miliar. Salah satu hasil PPM yang manfaatnya sudah dirasakan masyarakat luas adalah pembangunan jalan di Sukabumi sepanjang lebih dari  9.700 m2 yang dibangun secara bertahap sejak tahun 2013 hingga 2022.

Di luar kelima desa tersebut, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi setiap tahunnya juga berkontribusi dalam pembangunan proyek infrastruktur di Jalan Pelabuhan II hingga Cikembang.

Sejak tahun 2016 hingga 2022, perusahaan telah melakukan pembangunan jalan sepanjang 5.8 km dan perbaikan sepanjang 7.9 km, hingga kini terus bertambah. Perusahaan juga berkolaborasi dengan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat agar realisasi proyek tersebut berjalan optimal.

Government Liaison and Community Relation Manager, Indra Leksono, menjelaskan,  pelaksanaan seluruh program CSR perusahaan tak lepas dari dukungan berbagai stakeholder seperti Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Desa, Karang Taruna, serta BUMDes.

Baca Juga: Indocement (INTP) Catat Penjualan 13,5 Juta Ton Semen hingga Oktober 2022

Tahun ini, perusahaan mengusung program baru di bidang kesehatan, seperti Gerakan Makan Ikan (Gemari) untuk menekan angka stunting dan memfasilitasi pembiayaan penuh BPJS Ketenagakerjaan bagi 89 pekerja rentan seumur hidup.

“Kami menyadari bahwa untuk mencapai keberlanjutan dan mendukung kesejahteraan di Sukabumi tidak bisa kami lakukan sendiri, tetapi memerlukan kolaborasi dari seluruh elemen,” ujarnya.

Sebagai contoh, program GESARI yang telah kami gagas sejak tahun 2021 mendapatkan antusiasme yang baik dari masyarakat, sehingga mereka bisa meningkatkan geliat ekonomi desa.

GESARI (Gerakan Desa Berdikari) merupakan program ekonomi produktif yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM lokal serta mendukung kesejahteraan masyarakat. Perusahaan memberikan pendampingan usaha kepada masyarakat desa dalam bentuk pelatihan dan pendanaan. Program ini telah menghasilkan lebih dari 50 UMKM lokal, seperti Ikan Lele Lumbung Berkah, Madu Tanjungsari, dan Sidat Bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari