Semen naik, harga rumah melambung



JAKARTA. Lonjakan harga berbagai bahan bangunan, seperti semen, besi kolom dan batu bata belakangan ini, berdampak terhadap harga rumah. Survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, harga properti residensial pada triwulan IV-2010 meningkat pesat, terutama harga rumah tipe kecil.

Survei harga properti residensial yang dilakukan di 14 kota besar ini menetapkan indeks harga properti residensial pada triwulan IV-2010 berada pada level 136,65. Level indeks ini lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya.

Dari hasil survei BI ini terungkap, pemicu naiknya harga rumah adalah melonjaknya harga bahan bangunan, tingginya upah pekerja dan mahalnya biaya perizinan.


Hasil survei menyebutkan, kenaikan harga paling tinggi terjadi di wilayah Manado, yaitu sebesar 3,04%. Di wilayah ini, peningkatan harga terjadi pada seluruh tipe bangunan dengan peningkatan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (0,96%).

Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek) dan Banten. Indeks harga di Jabodebek dan Banten meningkat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dengan kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (0,86%).

Survei juga menyebutkan, setahun terakhir, harga properti residensial mengalami peningkatan. Indeks harga properti residensial secara tahunan tercatat meningkat sebesar 2,91%. Level indeks ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga pada periode yang sama tahun sebelumnya yang 2,31%.

Dilihat secara tahunan ini, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (3,66%). Berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi juga terjadi di wilayah Manado (7,28%), terutama pada rumah tipe kecil (16,02%).

Kenaikan harga juga terjadi di wilayah Jabodebek dan Banten, indeks harga properti residensial secara tahunan tercatat melonjak 2,99%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (2,61%).

Harga rumah tipe kecil mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar 3,78%. Kenaikan harga properti residensial pada triwulan I-2011 diperkirakan akan cenderung mereda alias tidak ada lonjakan harga rumah.

Masih akan naik

Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso mengakui, harga rumah cenderung naik belakangan ini. Bahkan menurutnya, tidak menutup kemungkinan tahun ini harga kembali terkerek naik. Langkah ini diambil untuk menyiasati kenaikan harga berbagai bahan bangunan, terutama semen. "Sekitar 30% dari biaya pembangunan rumah itu habis dipakai untuk membeli semen," kata Setyo, Jumat (18/2).

General Manager PT Metropolitan Land (Metland), Machpudin tidak menampik harga rumah pada tahun ini akan naik. Menurutnya, rata-rata kenaikan harga rumah sekitar 15% ketimbang harga tahun lalu. "Biasanya kami mengoreksi harga rumah setiap bulan," imbuhnya.

Agar kenaikan harga tidak berdampak terhadap penjualan, Metland sudah menyiapkan sejumlah trik promosi, seperti menawarkan pelbagai hadiah menarik. "Strategi ini cukup sukses," tandasnya.

PT Ciputra Development Tbk juga berancang-ancang menaikkan harga properti huniannya. Tulus Santosa, Direktur Ciputra mengatakan, kemungkinan ke depan akan ada kenaikan harga. "kenaikannya tidak lebih dari inflasi," kata Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can