PADANG. PT Semen Padang masih membutuhkan waktu sampai besok (Rabu 7/10) agar semua mesin produksi yang dimiliki BUMN tersebut bisa kembali bekerja seperti semula. Dampak gempa yang melanda Sumatera Barat 7,6 SR yang terjadi rabu (30/9) lalu itu, membuat lumpuh produksi dua pabrik Semen Padang. "Indarung satu dan Indarung dua sudah langsung terhenti ketika gempa terjadi," kata Direktur Produksi PT Semen Padang, Munadi Arifin kepada KONTAN (5/10).Munadi bilang, sejak Rabu sampai dengan Kamis (1/10), dua pabrik milik PT Semen Padang terhenti karena terputusnya pasokan listrik. "Kalau kerusakan pabrik tidak banyak, hanya retak pada bangunan dan juga plafon yang jatuh. Artinya, kerusakannya tidak sampai parah," jelasnya.Terganggunya produksi pada saat gempa dan sehari setelah gempa, menurut Munadi, tidak menganggu produksi atau pelayanan permintaan. Menurutnya, sampai kemarin PT Semen Padang memiliki 120 ribu ton semen yang tersebar di Gudang, pelabuhan Teluk bayur dan di pelabuhan tujuan. Jumlah itu cukup untuk menyuplai permintaan selama dua pekan ke depan. "Stok tidak ada masalah, karena pasokan yang ada cukup banyak," kata Munadi. Munadi menambahkan, pada hari kedua setelah gempa, mesin pabrik sudah kembali dinyalakan. Namun sifatnya lebih kepada pengecekan mesin satu per satu. "Saat ini mesin sedang dalam tahap pengujian sampai kemudian bisa beroperasi normal pada Rabu depan," tambah Munadi. Pada produksi normal, Semen Padang diperkirakan mampu memproduksi semen sebanyak 15 ribu ton per hari, atau mencapai 5,8 juta ton per tahun. Jika mesin tidak bekerja dalam dua hari, maka Semen Padang kehilangan produksi 30 ribu ton.
Semen Padang Beroperasi Dua Hari Lagi
PADANG. PT Semen Padang masih membutuhkan waktu sampai besok (Rabu 7/10) agar semua mesin produksi yang dimiliki BUMN tersebut bisa kembali bekerja seperti semula. Dampak gempa yang melanda Sumatera Barat 7,6 SR yang terjadi rabu (30/9) lalu itu, membuat lumpuh produksi dua pabrik Semen Padang. "Indarung satu dan Indarung dua sudah langsung terhenti ketika gempa terjadi," kata Direktur Produksi PT Semen Padang, Munadi Arifin kepada KONTAN (5/10).Munadi bilang, sejak Rabu sampai dengan Kamis (1/10), dua pabrik milik PT Semen Padang terhenti karena terputusnya pasokan listrik. "Kalau kerusakan pabrik tidak banyak, hanya retak pada bangunan dan juga plafon yang jatuh. Artinya, kerusakannya tidak sampai parah," jelasnya.Terganggunya produksi pada saat gempa dan sehari setelah gempa, menurut Munadi, tidak menganggu produksi atau pelayanan permintaan. Menurutnya, sampai kemarin PT Semen Padang memiliki 120 ribu ton semen yang tersebar di Gudang, pelabuhan Teluk bayur dan di pelabuhan tujuan. Jumlah itu cukup untuk menyuplai permintaan selama dua pekan ke depan. "Stok tidak ada masalah, karena pasokan yang ada cukup banyak," kata Munadi. Munadi menambahkan, pada hari kedua setelah gempa, mesin pabrik sudah kembali dinyalakan. Namun sifatnya lebih kepada pengecekan mesin satu per satu. "Saat ini mesin sedang dalam tahap pengujian sampai kemudian bisa beroperasi normal pada Rabu depan," tambah Munadi. Pada produksi normal, Semen Padang diperkirakan mampu memproduksi semen sebanyak 15 ribu ton per hari, atau mencapai 5,8 juta ton per tahun. Jika mesin tidak bekerja dalam dua hari, maka Semen Padang kehilangan produksi 30 ribu ton.