Semerbak laba dari budidaya rumput serai wangi



Rumput citronella atawa serai wangi kian digandrungi untuk dibudidayakan. Selain aroma khas daunnya yang menyerupai rempah-rempah, rumput ini juga memiliki khasiat untuk mengusir nyamuk. Selain itu, tanaman ini memiliki nilai ekonomis tinggi. Bibit dan daunnya bisa mendatangkan omzet.

Setiap orang niscaya pernah merasakan gigitan nyamuk. Serangga kecil bersayap ini memang kerap mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, terutama pada pagi dan malam hari ketika menjelang tidur.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengusir nyamuk. Mulai dari pengusiran secara fisik menggunakan alat elektronik hingga memanfaatkan bahan kimia pembasmi nyamuk seperti obat semprot, bakar, oles, hingga pengasapan (fogging).


Namun, ada cara lain untuk mengusir nyamuk yang lebih aman, mudah dan berkelanjutan, yaitu dengan memanfaatkan tanaman. Beberapa jenis tanaman diyakini dan sudah terbukti ampuh untuk mengusir nyamu. Salah satunya rumput citronella.

Rumput citronella adalah tanaman hias yang banyak dipilih orang untuk mengusir nyamuk. Rumput citronella atau serai (sereh) wangi berbeda dengan rumput taman pada umumnya. Rumput citronella memiliki batang lebih lebar dan tinggi. Aroma khas daunnya yang menyerupai rempah-rempah membuat rumpu ini digemari pecinta tanaman.

Wajar, jika saat ini banyak pedagang tanaman hias yang mencoba peruntungannya dari menjual citronella. Salah satunya, Galih Budisantoso asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Pengusaha tanaman hias ini sudah membudidayakan rumput citronella sejak 2007.

Galih membudidayakan citronella di atas lahan seluas 1 hektare (ha). Dengan lahan seluas itu, dalam setahun Galih bisa memanen rumput citronella sebanyak dua kali. Sekali panen bisa menghasilkan 10 ton rumput. "Biasanya rumput ini dipanen saat berumur 4 bulan," katanya.

Galih menjual citronella dalam bentuk bibit maupun daun. Lazimnya, ia menjual bibit citronella Rp 25.000 per batang. Dalam sebulan Galih mengaku mampu menjual 100 bibit-200 bibit sereh wangi  dengan omzet Rp 2,5 juta. Tapi, untuk bentuk daun dibanderol Rp 800 per kilogram (kg)-1.000 per kg.

Galih  mengaku, saat ini peminat rumput citronella semakin menjamur. Biasannya, para konsumen Galih membeli bibit untuk dijadikan tanaman hias di rumah.

Sedangkan pelanggan yang membeli dalam bentuk daun, biasanya tengkulak yang akan menjual kembali kepada produsen minyak citronella. Galih menjual tanaman ini melalui situs online www.agromaret.com.

Selain Galih, pembudidaya rumput citronella lainnya adalah Martha Riyan Dani. Pria berumur 24 tahun ini telah membudidayakan citronella sejak 2013 pada lahan seluas 2 ha di daerah Lubuk Besar, Bangka Belitung. "Tanaman ini mengandung minyak yang memiliki efek positif bagi manusia," kata Martha, menjelaskan alasannya membudidayakan citronella.

Martha melakukan dua pola dalam membudidayakan tanaman ini. Pertama, menanam bibit untuk menuai daunnya. Dalam tiga hari, Martha butuh 10.000 batang bibit untuk menanam rumput ini. Kedua, melakukan penyulingan minyak dari hasil daun rumput citronella.

Martha mengklaim, setiap satu hektare lahan bisa memanen sekitar 10 ton daun citronella. Minyak hasil penyulingan daun serai wangi ini dibanderol Martha Rp 160.000 per kilogram. Dalam sebulan, Martha bisa meraup omzet Rp 15 juta dengan laba bersih sekitar 30%.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi