JAKARTA. Bank Ekonomi Rahardja mengalami penurunan laba sebesar 24% secara year on year (yoy) di semester I 2014. Hal ini disebabkan kerugian atas instrumen yang diperdagangkan, volatilitas pasar dan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan. Menurut Direktur Utama Bank Ekonomi Tony Turner mengatakan, laba Bank Ekonomi per Juni 2014 mencapai Rp 107,9 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibanding laba Bank Ekonomi per Juni 2013 yang mencapai Rp 142,1 miliar. "Namun pendapatan bunga bersih kami meningkat sebesar 35,8 miliar atau tumbuh 7% secara yoy. Kini pendapatan bunga bersih kami sebesar Rp 583,1 miliar," kata Tony di Jakarta, Jumat, (15/8). Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank Ekonomi per Juni 2014 mencapai Rp 24,24 triliun. Tumbuh 15,35% secara yoy dibanding DPK per Juni 2013 yang mencapai Rp 20,94 triliun. Peningkatan ini utamanya disebabkan kenaikan deposito meskipun ada penurunan giro dan tabungan. "Penurunan tabungan dan giro karena adanya peralihan ke deposito yang menawarkan bunga yang lebih tinggi seiring meningkatnya kompetisi di industri perbankan Indonesia," ujar Tony.
Semester I 2014, laba Bank Ekonomi turun 24%
JAKARTA. Bank Ekonomi Rahardja mengalami penurunan laba sebesar 24% secara year on year (yoy) di semester I 2014. Hal ini disebabkan kerugian atas instrumen yang diperdagangkan, volatilitas pasar dan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan. Menurut Direktur Utama Bank Ekonomi Tony Turner mengatakan, laba Bank Ekonomi per Juni 2014 mencapai Rp 107,9 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibanding laba Bank Ekonomi per Juni 2013 yang mencapai Rp 142,1 miliar. "Namun pendapatan bunga bersih kami meningkat sebesar 35,8 miliar atau tumbuh 7% secara yoy. Kini pendapatan bunga bersih kami sebesar Rp 583,1 miliar," kata Tony di Jakarta, Jumat, (15/8). Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun oleh Bank Ekonomi per Juni 2014 mencapai Rp 24,24 triliun. Tumbuh 15,35% secara yoy dibanding DPK per Juni 2013 yang mencapai Rp 20,94 triliun. Peningkatan ini utamanya disebabkan kenaikan deposito meskipun ada penurunan giro dan tabungan. "Penurunan tabungan dan giro karena adanya peralihan ke deposito yang menawarkan bunga yang lebih tinggi seiring meningkatnya kompetisi di industri perbankan Indonesia," ujar Tony.